Mohon tunggu...
Erlangga Danny
Erlangga Danny Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang yang bermimpi jadi penulis

Wat hebben we meestal doen, bepalen onze toekomst. Daardoor geschiedenis is een spiegel voor toekomst. Leben is een vechten. Wie vecht niet, hij zalt in het gedrang van mensen verpletteren.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keutamaan Membaca Surat Al-Waqiah, Hadits Palsu?

28 Februari 2022   10:03 Diperbarui: 28 Februari 2022   10:17 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bagaimana dengan sebutan ghorib?

Kita tahu bahwa hadits ghorib termasuk dalam hadits ahad. Hadits ahad adalah hadits yang tidak memenuhi syarat mutawatir. Kalau kita pakai syarat dari Imam Jalaludin as-Suyuthi, hadits dikatakan mutawatir bila perawi di setiap tingkatan dari jalur sanad tersebut berjumlah lebih dari sepuluh perawi.

Sebuah hadits dikatakan ghorib bila perawi dari setiap tingkatan jalur sanad tersebut hanya satu hingga dua orang saja. Artinya hadits di atas menurut penilaian Imam at-Tirmidzi setelah dikumpulkan berbagai jalur periwayatannya, ternyata dari sahabat hingga tabi'ut tabiin hanya satu atau mungkin dua orang perawi sehingga dikatakan ghorib.

Kalau kita pakai dua kemungkinan di atas, walaupun perawi di setiap tingkatan dari masing-masing jalur sanad menyendiri atau hanya mungkin dua orang saja, barangkali ada ulama lain yang menilainya hasan, sedangkan Imam at-Tirmidzi menilainya shohih. Atau bisa saja hadits di salah satu jalur shohih sedangkan di jalur lain hasan menurut penilaian Imam at-Tirmidzi. Jadilah penilaian hadits hasan shohih ghorib.

Jadi, dari penilaian ulama di atas terhadap hadits keutamaan membaca surat al-Waqiah, maka jelas hadits tersebut termasuk palsu. Namun bila kita ingin membaca al-Waqiah karena keutamaan membaca Al-Quran dengan dasar dalil hadits kedua di atas, maka hal inilah yang  dianjurkan. Sebab besarnya pahala bagi yang membacanya. Tentunya hal ini harus karena mengharap ridho Allah swt. Wallahu a'lam  

Sumber

  1. Jalaluddin as-Suyuthi, Ziyadat ala al-Maudhu'at, cet. ke-1, (Riyadh: Maktabah al-Maarif, 2010), hal. 130.
  2. Muhammad Nashiruddin al-Albani, Silsilah al-Ahadits al-Dhoifah al-Maudhuah, jilid 1, cet. ke-1, (Riyadh: Maktabah al-Ma'arif, 2002), hlm. 458-459.
  3. Abu Isa Muhammad bin Isa at-Tirmidzi, Jami' at-Tirmidzi, (Riyadh: Darussalam, 2000), hal. 654.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun