Mohon tunggu...
Erin Dwi Anjani
Erin Dwi Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melodi Kata: Eksplorasi Rima dan Irama dalam Puisi Anak

6 Desember 2024   06:28 Diperbarui: 6 Desember 2024   06:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis puisi (image by canva)

Puisi adalah bentuk karya sastra yang lahir dari proses perenungan mendalam, serta merupakan ungkapan ide, pikiran, dan perasaan yang dituangkan dalam bentuk karangan, baik bersifat fiksi maupun nonfiksiPuisi anak merupakan karya sastra berbentuk puisi yang dirancang khusus untuk anak-anak, baik yang diciptakan oleh anak-anak sendiri maupun oleh orang dewasa. Selain itu, puisi anak juga dapat diartikan sebagai puisi yang membahas tentang dunia anak dengan menjadikan mereka sebagai objek utama. Sastra anak, secara umum, merupakan penggambaran kehidupan anak-anak yang bersifat imajinatif dan dituangkan ke dalam struktur bahasa yang sesuai dengan dunia anak. Sastra ini sengaja ditulis dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak sebagai pembacanya.

Dalam puisi, bahasa digunakan secara bebas, namun tetap memiliki batasan tertentu, terutama pada aspek rima, irama, serta susunan baris dan bait. Unsur-unsur dalam puisi dapat dibedakan menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik. Ketika menulis puisi, terdapat aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti tema, emosi, nada, pesan, ekspresi, imajinasi, gaya bahasa, rima, serta aturan penulisan sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Rima atau irama merujuk pada keharmonisan bunyi dalam puisi yang dapat ditemukan di bagian awal, tengah, atau akhir setiap baris. Rima merupakan bentuk irama yang muncul dari pola pergantian atau kontras bunyi secara teratur. Namun, rima tidak selalu berkaitan dengan jumlah suku kata yang tetap, melainkan lebih menggambarkan resonansi jiwa penyair dalam puisinya. Selain itu, rima merupakan bunyi yang muncul secara bergantian atau berulang, baik di dalam baris puisi maupun di akhir setiap baris puisi.

Rima merupakan pengulangan atau kesamaan bunyi tertentu yang terdapat pada dua kata atau lebih, baik di bagian akhir kata maupun di sepanjang kata itu sendiri dalam pola tertentu dan teratur pada jarak tertentu. Rima memiliki peran penting dalam menciptakan unsur musikal pada puisi, sehingga menambah keindahan dan daya tariknya. Anak-anak cenderung menyukai rima karena bunyi kata-kata yang berirama terasa menyenangkan dan mudah dinikmati. 

Irama dalam puisi muncul akibat penerapan berbagai jenis pengulangan dan kesamaan pola. Perbedaan antara rima dan irama yaitu rima adalah pengulangan bunyi di bagian akhir baris dalam puisi. Pola rima dalam puisi biasanya teratur, seperti a-b-a-b. Namun, sekarang banyak puisi yang menggunakan rima bebas tanpa mengikuti aturan tertentu. Sementara itu, irama mengacu pada variasi intonasi dalam puisi, seperti perubahan suara yang naik-turun, keras-lembut, tinggi-rendah, serta panjang-pendek. Irama lebih terasa saat puisi dibacakan dan juga dapat ditemukan dalam lagu dengan makna yang serupa. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama mengandalkan pengulangan elemen yang serupa atau hampir sama.

Pembahasan tentang ciri-ciri bahasa puisi anak yang menyoroti peran penting rima dan irama dimulai dari pengaruh puisi yang terlihat dalam lagu-lagu. Keindahan lagu-lagu seperti ninabobo, tembang dolanan, dan nursery rhymes terutama muncul melalui permainan bahasa. Permainan ini bisa dilakukan dengan berbagai metode, tetapi yang paling umum adalah dengan menggunakan pengulangan atau repetisi, baik dalam aspek bentuk maupun bunyi saat dibacakan. Pengulangan tersebut bisa berupa kata-kata yang menciptakan sajak, rima, dan pola struktur kalimat yang membentuk irama, baik yang teratur maupun yang bernada. Dengan demikian, permainan bahasa ini adalah cara untuk memanfaatkan bahasa dalam menciptakan pola rima dan irama

Rima dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu berdasarkan kesesuaian bunyi dalam kata atau suku kata, dan berdasarkan letak kata dalam baris kalimat. Rima yang diklasifikasikan berdasarkan bunyinya terdiri dari delapan jenis sebagai berikut:

1. Rima Sempurna

Rima ini terjadi ketika seluruh suku kata terakhir dalam baris memiliki bunyi yang sama. Rima sempurna sering ditemukan dalam puisi berbentuk pantun.

2. Rima Tidak Sempurna

Jenis rima ini terjadi jika hanya sebagian dari suku kata terakhir yang memiliki bunyi yang sama, sehingga persamaannya tidak sepenuhnya utuh.

3. Rima Mutlak

Rima mutlak adalah rima di mana semua kata memiliki bunyi yang sama sepenuhnya, menghasilkan kesamaan total dalam bunyi.

4. Rima Terbuka

Rima terbuka terjadi ketika bunyi akhir suatu kata diakhiri dengan vokal.

5. Rima Tertutup

Kebalikan dari rima terbuka, rima tertutup memiliki bunyi akhir yang diakhiri dengan konsonan, bukan vokal.

6. Rima Aliterasi

Rima aliterasi adalah kesamaan bunyi pada awal kata, baik dalam satu baris maupun di baris-baris yang berbeda.

7. Rima Asonansi

Rima asonansi terjadi ketika vokal membentuk rangkaian bunyi dalam kata-kata, baik dalam satu baris maupun antar baris.

8. Rima Disonansi

Rima disonansi mirip dengan rima asonansi karena melibatkan bunyi vokal, tetapi menciptakan kesan bunyi yang bertolak belakang atau berlawanan.

Jenis rima dalam puisi juga dapat dibedakan berdasarkan posisi kata dalam baris. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis rima:

1. Rima Awal
Rima ini muncul ketika bunyi yang sama ditemukan di awal baris, baik berupa huruf maupun kata.

2. Rima Tengah
Rima tengah terjadi jika ada persamaan bunyi di bagian tengah baris puisi.

3. Rima Akhir
Rima ini adalah persamaan bunyi yang terletak di akhir baris atau kalimat dalam puisi.

4. Rima Tegak
Rima tegak muncul ketika kata-kata yang memiliki persamaan bunyi berada di baris yang berbeda.

5. Rima Datar
Rima datar adalah persamaan bunyi antara kata-kata yang disusun secara sejajar atau berderet dalam satu baris.

6. Rima Sejajar
Rima ini terjadi ketika kata dengan bunyi yang sama digunakan berulang-ulang secara berurutan dalam sebuah kalimat.

7. Rima Berpeluk atau Berpaut
Rima berpeluk terjadi jika persamaan bunyi kata atau suku kata saling diapit oleh satu atau dua suku kata yang memiliki bunyi serupa.

8. Rima Bersilang atau Salib
Rima bersilang ditandai dengan pola bunyi yang berselang, misalnya baris pertama berima dengan baris ketiga, sedangkan baris kedua berima dengan baris keempat. Pola ini biasa ditulis sebagai a-b-a-b.

9. Rima Rangkai
Rima ini memiliki pola bunyi beruntun di setiap barisnya, seperti a-a-a-a atau b-b-b-b.

10. Rima Kembar
Rima kembar adalah pola di mana bunyi berulang dua-dua secara berurutan, seperti pola a-a-b-b atau c-c-d-d.

11. Rima Patah
Rima patah terjadi ketika salah satu kata dalam bait puisi tidak memiliki rima, sedangkan kata lainnya dalam posisi yang sama pada baris lain memiliki rima.

Untuk membantu pembaca memahami dan menemukan ritma yang tepat saat membaca, dapat digunakan tanda-tanda berikut:

  • "-" untuk menunjukkan bunyi keras.
  • "U" untuk menunjukkan bunyi lembut.
  • "v" untuk menandakan intonasi turun.
  • "^" untuk menunjukkan intonasi naik.
  • "/" untuk menandai adanya jeda.

Referensi:

Ajmiy, F. N., & Umam, N. K. (2023). Keterampilan Menulis Puisi Bebas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI. Jurnal Elementaria Edukasia, 6(4), 1654-1667. doi:10.31949/jee.v6i4.6984

Dewi, B. P., Karma, I. N., & Musaddat, S. (2021). ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN 43 AMPENANTAHUN AJARAN 2021/2022. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6(4), 776–784. doi:10.29303/jipp.v6i4.340

Ginting, A. (2021). KAJIAN STRUKTURALISME PADA PUISI ANAK. JURNAL ILMIAH AQUINAS, 4(1), 127-132.

Idammatussilmi, & Latifah, A. (2021). Analisis Keterampilan Siswa Madrasah Ibtidaiyah dalam Menulis Puisi Anak Berdasarkan Teori Nurgiantoro. Journal of Integrated Elementary Education, 1(2), 119-127. doi:https://doi.org/10.21580/jieed.v1i2.8258

Ramadhani, L. P., Kartika, R., & Madani, Y. I. (2020). PENDEKATAN STRUKTURAL DALAM ANALISIS PUISI ANAK “TEMAN TERHEBAT” KARYA ASIDIK AL JAFAR. prosiding.esaunggul, 285-290.

Septiani, E., & Sari, N. I. (2021). Analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi goresan pena anak matematika. Pujangga: Jurnal Bahasa dan Sastra, 7(1), 96-114.

Septiani, E., & Sari, N. I. (2021). ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI GORESAN PENA ANAK MATEMATIKA. Jurnal Pujangga, 7(1), 96-114.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun