Pengalaman di RS non BPJS
Untungnya di RS yang kedua yang hanya menerima pasien non BPJS (RSnya tidak terikat kontrak dengan BPJS), pelayanan cukup ramah kami alami baik dari perawat hingga dokternya. Perawatnya cekatan dan tahu memperlakukan pasien sebagai seorang customer.
Dari sisi customer / pasien
Dengan biaya yang mungkin sama atau lebih mahal daripada berobat ke luar negeri, pasien Indonesia non BPJS mengharapkan pelayanan Rumah Sakit:
- diagnosis / penyebab penyakit bisa ditegakkan sekaligus diterapi secara baik
- dokter, perawat, petugas farmasi, petugas lab, kasir, dll. melayani dengan ramah dan tidak terburu-buru
- pemberian obat seminimal mungkin, bukan dalam hal biaya (meskipun itu juga penting) tapi lebih ke arah interaksi obat dan keamanan saat mengkonsumsinya
- diperiksa sesuai dengan jadwal waktu perjanjian
- bisa diberikan rencana pengobatan dan estimasi biayanya
Pasien tidak peduli jika:
- dokternya dalam perjalanan ke ruang praktek ada kemacetan
- dokternya ada meeting
- suster dan dokter harus melengkapi form-form untuk akreditasi
Kesimpulan
Berbicara mengenai SDM, manusia (apapun profesi dan jabatannya) bukanlah robot yang dengan cepat bisa meng-switch perilaku dan kebiasaannya. Jika RS ingin melayani pasien VIP lakukanlah itu tanpa mencampur dengan pelayanan terhadap pasien BPJS. Partisipasi dari RS tersebut (seandainya ditanya) kepada bangsa dan negara tercinta bisa dipikirkan dalam bentuk lain selain turut membuka layanan untuk pasien-pasien BPJS, seperti yang selalu dianjurkan Presiden Jokowi saat membuka Rumah Sakit bertaraf internasional.
Dari pengalaman di atas, lebih meyakinkan kami bahwa sebenarnya pelayanan Rumah Sakit di Indonesia, tidak jelek-jelek amat asalkan kita bisa memilih Rumah Sakit yang tepat. Sesuai dengan pengalaman saya di atas, anjuran saya carilah Rumah Sakit yang tidak melayani pasien BPJS. Meskipun pada kasus kami, golden period pengobatan anggota keluarga kami sudah terlewatkan sehingga meninggalkan kecacadan. Suatu pengalaman yang sangat mahal. Mungkin bagi dokter, kami hanyalah salah satu pasien tapi bagi kami kegagalan pengobatan hingga menimbulkan kecacadan akan membekas seumur hidup.
Sehat selalu,
Dr. Erik Tapan, MHA
Pengamat Perumahsakitan
Berikut beberapa tanggapan yang masuk: