Dan kedua putra mahkotanya bernama Arya Blambangan mendapat Kerajaan Galuh dan Raden Tanduran meneruskan tahta Padjajaran. Tidak hanya sampai disitu Banyak Wide yang merupakan keturunan Raja Mundingwangi dari seorang selir pada masa bayinya dibuang disungai dan ditemukan oleh seorang nelayan. Ia memiliki kepandaian yang luar biasa. Ia pandai menciptakan Pusaka (Mpu).
Suatu ketika terjadi perebutan kekuasaan dan sampai ke Tanah Jawa (Majapahit) sehingga disitu dibangunlah patok pembatas antara Kerajaan Majapahit dan Padjajaran yang kini dikenal dengan Candi Tugu” Hal ini juga disampaikan oleh Pembicara Seminar Mohamad Eri Setyo Wahyudi, S.Pd pada pelaksanaan seminar di SMA N 3 Semarang.
Dalam buku History Of Java tidak disinggung banyak mengenai Candi Tugu ini. Tapi terdapat arsip Belanda dikediaman Bapak Sumarto sekaligus menjadi bukti bahwa Candi Tugu ini benar-benar merupakan tapal batas antara dua kerajaan tersebut. Pada saat melakukan kajian ke lokasi objek penelitian, Tim Mahasiswa PPG dikejutkan dengan adanya fenomena Candi tiruan yang berdiri kokoh disamping Candi Tugu.
Candi ini merupakan Duplikat dari Candi Gedong Songo. Candi tersebut merupakan replika dari jadi Gedung Songo yang ada di Kabupaten Semarang. Di di dinding candi pun diberi keterangan dengan tinta emas bertuliskan 'Duplikat Candi Gedung 9 Atas Prakarsa PT. Tanjung Mas Semarang Bp. Djamin CH Dibuat Tahun 1984-1985 Karya R. T. D. Djayaprana Muntilan. Dilindungi Dinas Purbakala.
Dari hasil kajian yang dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan, Tim PPG Prajabatan Sejarah menggelar Seminar Kesejarahan Pada Rabu, 17 April 2024 dengan Tema “Local Historical Conservation: Situs Candi Tugu Sebagai Diseminasi Memori Kolektif dan Edukasi Nilai-nilai Nasionalisme”. Seminar Kesejarahan ini digelar di Ruang Multimedia SMA Negeri 3 Semarang dan dihadiri oleh Peserta Didik kelas X SMA Negeri 3 Semarang.
Tujuan dari diadakannya Seminar ini Tim PPG Prajabatan Sejarah berharap supaya Generasi Muda cinta akan sejarah dan tertanam kuat nilai-nilai konservasi menjaga cagar budaya yang memiliki nilai historis ini.
Sekaligus seminar ini juga memperkenalkan Sejarah Lokal bahwa di Semarang sendiri ternyata ada sebuah bangunan Candi Tugu yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan Candi yang ada di Yogyakarta, Magelang ataupun daerah lain. Untuk itu adanya seminar ini menumbuhkan rasa nasionalisme pentingnya menjaga, merawat dan konservasi sejarah lokal supaya tetap menjadi warisan budaya yang dapat dinikmati oleh cucu kita kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H