Aku merasa darah di tubuhku berhenti mengalir. "Maksud bapak...?"
"Kakek yang kamu lihat sudah lama meninggal. Dia sering muncul di jalan itu, mengecoh orang. Banyak yang tersesat, seperti kamu. Ada yang bilang dia dulu adalah korban kecelakaan, dan rohnya tidak bisa pergi."
Jantungku semakin berdegup kencang. Aku memeluk diriku sendiri, tubuhku gemetar. "Lalu... motor saya?"
"Biar kami bantu," kata satpam yang satu lagi. Mereka mengajakku kembali ke tempat motorku mogok. Dengan rasa takut yang masih menyelimuti, aku mengikuti mereka.
Kami sampai di tempat motor, dan anehnya, mesin langsung menyala begitu satpam itu memutarnya. Rasanya terlalu aneh untuk dijelaskan, tapi aku tidak punya waktu untuk berpikir panjang.
"Pergilah cepat, jangan sampai terlalu lama di sini," kata satpam itu lagi, dengan tatapan serius.
Aku mengangguk, langsung menaiki motorku dan melaju. Namun, perasaan mencekam belum juga hilang. Ketika aku melihat kaca spion, samar-samar aku melihat sesuatu di kejauhan, sosok kakek tua dengan mata yang menonjol keluar, berdiri diam di pinggir jalan, menatapku.
Malam itu, aku sadar bahwa kakek itu masih mengikutiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI