Pikiran yang positif bukan sekadar penghibur; ia adalah penyembuh fisik yang bekerja dari dalam.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies menambah bukti bahwa mereka yang mampu menerima emosi negatif dengan pendekatan positif, seperti mengubah perspektif atau menerima kenyataan, memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi.
Positivity, di sini, bukan berarti menyangkal kesedihan, tetapi menjadikannya sebagai ladang untuk tumbuh. Ia seperti akar yang meresap jauh ke dalam tanah kekecewaan dan melahirkan pohon harapan yang baru.
Positivity adalah keputusan sadar untuk memandang dunia bukan melalui lensa keputusasaan, tetapi melalui cahaya kemungkinan.
Kita tidak selalu bisa mengontrol apa yang terjadi pada kita, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita bereaksi.
Positivity mengajarkan kita bahwa badai akan berlalu, dan ketika langit cerah kembali, kita akan lebih kuat karena telah melewatinya.
-000-
Salah satu contoh kasus populer dari tokoh yang mendapatkan berkah dari positivity setelah kejatuhannya adalah Steve Jobs, pendiri Apple Inc.
Steve Jobs mengalami kejatuhan besar ketika pada tahun 1985 ia dipecat dari perusahaan yang ia dirikan sendiri, Apple. Pada saat itu, ia mengalami krisis pribadi dan profesional yang mendalam.
Namun, alih-alih terjebak dalam kesedihan atau kemarahan, Jobs menggunakan positivity untuk memandang situasi tersebut sebagai peluang untuk tumbuh dan menemukan jalan baru.
Setelah kejatuhannya, Jobs mendirikan perusahaan komputer baru bernama NeXT dan membeli Pixar, sebuah studio animasi kecil yang saat itu tidak terlalu dikenal.