"Tidak mau, aku mau layang layang aku itu kembali seperti semula..? "
Sesampainya dipersimpangan jalan, aldo dan alya berpisah. Malangnya alya masih terbayang kata kata aldo.
Ia kembali berjalan dengan kepala lesu, tertunduk dan kembali murung dengan apa yang terjadi.
Setapak demi setapak ia lalui dengan isak tangis bimbang apa yang ia harus perbuat.
Tibalah. Tibalah malam dengan masih terus terbayang membuat alya tak kuasa menahan tangis dan memanjatkan doa.
"Bagaimana ini ya Tuhan...? Aku harus bagaimana"
Seperti esok hari. Aliya berusaha menjumpai rumah aldo dengan secarik pena yang sudah ada tulisan permintaan maaf.
Dan aldo menerima kertas itu dan membacanya. Tapi... Aldo enggan untuk memaafkannya dan meminta layang layang nya kembali.
Aliya... Aliya saat itu pulang dengan tangan kosong, penuh pasrah dan ia mencoba lagi esok hari.
Kali ini ia tulis dengan setulus hati disertai permintaan maaf untuk aldo dengan segenap jiwa nya.
Seperti hari ini. Kaki mungil alya berjalan kerumah aldo, dan sesampainya dirumah, ia mengulurkan kertas itu ke aldo seraya meminta maaf. Tapi aldo berujar,...