Tidak mengapa...! Meskipun payung yang ia bawa sudah lusuh, berlumut hingga berlubang, tak sungkan ia memakainya, tak perduli lagi apa kata orang nanti nya.
Cemooh , hujatan, cercaan sebenarnya asri sudah mengenal nya sejak dahulu kala hingga akrab dan menjadi terbiasa.
Tidak terasa, mentari sudah ingin beranjak untuk terbenam, saatnya Asri menepi di sebuah masjid dan mengistirahatkan sanubari nya untuk beribadah dan bermunajat kepada sang Pencipta.
Segala isi curahan hati, permohonan dan penuh pinta, ia utarakan dan tak lupa ia tutup dengan untaian kalimat rasa syukur dan kalimat ketegaran untuk menghibur dirinya,
"Ya Tuhan,jadikanlah aku tetap dalam perlindungan mu,rasa syukur dan berjuta juta kenikmatan yang engkau beri dan jauhkanlah hamba dari rasa kufur nikmat yang bisa saja mengancam hamba,ya Tuhan "
Dengan segala kesederhanaannya, termasuk doa sekalipun, yang ia pinta hanya itu termasuk doa yang ia panjatkan.
Sesekali ia berusaha menyembunyikan kesedihan dan menyeka air mata yang tumpah mengelilingi pipinya, Tapi ia berhasil melakukan nya dan tak ada seorangpun yang tahu, kecuali Tuhan-nya.
Baiklah...! Petang sudah berganti malam gelap gulita, Asri harus segera berpindah untuk mencari tempat bermalam.
Risau, takut, khawatir--- ia terus rasakan selama menapaki perjalanan, hingga Poros waktu berputar sekian kalinya.
Detik waktu senantiasa berjalan, ia tak kunjung menemukan tempat beristirahat yang tak seperti biasanya ia selalu mudah menemuinya.
Tidak kenal menyerah---ia tetap melanjutkan perjalanan sesekali berdoa dan bermunajat kepada Tuhan untuk mengatasi rasa risau nya.