Ungkapan rasa tidak suka ku tuliskan dengan untaian kata, namun tidak menyakitinya. Ku pilah pilah kata kata mutiara, agar hatinya bisa menerima dengan lapang dada
Ungkapan Curhat ( Curahan Hati) , sebisa mungkin ku meringkas kalimat yang penting dan bermakna yang ingin ku tujukan kepada dia.
Keluh kesah, rintihan tangis, ungkapan batin, kepiluan ku jadikan Garda terdepan di untaian kata pada secarik kertas ku.
Tidak terasa, matahari sudah semakin terbenam dan satu persatu kertas putih dengan maksud dan makna tertentu sudah jadi sedemikian rupa
Tak lupa ,aku masukan ke dalam amplop amplop keabadian yang sudah lama ku semedi kan sejak beribu ribu tahun yang lalu agar harapan dan ekspektasi ku sesuai.
Seperti hari ini. Ku mulai mendengungkan suara ke telepon canggih sahabat karibku tuk mengambil kertas yang sudah ku siapkan ke tanah lapang yang tandus dan ku meminta nya untuk segera mengambilnya dengan berdalih sebuah kado dan kejutan.
Namun malang tak dapat diraih, nasib tak dapat ditolak, harapanku penuh adalah agar temanku berbondong-bondong datang secara berjamaah.
Akan tetapi sirna sudah harapan ku. Temanku datang di detik Poros waktu yang berbeda sedangkan kertas sudah terlanjur terbaris rapi dengan ungkapan makna berbeda.
Bagai sudah jatuh tertimpa tangga...! Ku lupa menandaskan sebuah simbol sebagai tanda penerimanya..
Bagaimana ini...!
Aku harus bagaimana..!