Nasi sudah menjadi bubur, bagai Sudah jatuh tertimpa tangga, nasib tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak? Apakah seperti ini kisahku?
Entah berapa lama aku duduk dan berbaring sepanjang malam dimalam kelabu yang tak menentu ini.
Kalbu, hati dan akal harus senantiasa ku jalin silaturahmi agar dapat berpikir secara matang dan lebih mendalam.
Bacaan lain
Silakan bisa membaca cerpen: mengapa harus aku, semoga dapat menghibur- M. Erik Ibrahim
Seperti hari ini. Sudah ku goreskan tinta kedalam kertas putih yang berbeda isinya sekaligus ku layangkan kepada dia yang akan menerimanya.
Mengapa...! Iya, karena aku ini sudah bagai nasib menjadi bubur yang membuat kesalahan, ketidaknyamanan dan di sisanya untuk memberi rasa penuh peduli dan cinta, ini adalah ungkapan nya...
Ungkapan Maaf....
Ungkapan Terimakasih...
Ungkapan Rindu...
Ungkapan Minta Tolong...
Ungkapan Rasa Tidak Suka...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!