- Paham Teologi Kontemporer
Teologi Kontemporer yang berkembang pada abad pencerahan berusaha menyajikan Alkitab dari sudut pandang rasionalisme yang memang sedang berkembang pada masa itu.Usaha ini melahirkan berbagai tokoh dan faham yang sampai hari ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.
- Bersifat Teologi Universitas, tujuan utama universitas bukan mempersiapkan orang untuk melayani atau bekerja. Mereka hanya ingin mengetahui. Jadi, hasil pelajaran universitas tidak sesuai dengan kebutuhan gereja atau masyarakat.
- Bersifat Teologi Historis-Kritis di mana melihat Alkitab sebagai sebuah dokumen sejarah agama kuno yang harus dinilai dan dikritik oleh akal manusia. Mereka tidak menghargai Alkitab sebagai Firman Allah, atau wahyu Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus.
- Tidak berdasar pada Alkitab. Mereka mempunyai azas yang diambil dari filsafat tertentu.
- Bertumpu pada pikiran monisme yang berarti: hanya ada satu-satunya dunia yang real, itulah dunia yang nampak. Dunia yang tak nampak secara real tidak ada (kecuali mungkin Allah sendiri), itu hanya bersifat gambaran atau mitos. Kenyataan ini tentu harus mendapat perhatian dari setiap orang percaya yang memiliki hati terhadap Alkitab yang adalah firman Allah.[5]
Teologia Kontemporer memiliki sifat-sifat khas antara lain kenyataan ini tentu harus mendapat perhatian dari setiap orang percaya yang memiliki hati terhadap Alkitab yang adalah firman Allah. Diperlukan kewaspadaan terhadap Teologi Kontermporer ini sehingga tidak terseret kepada kesesatan di satu pihak tetapi di pihak yang lain kebenaran firman Allah dalam Alkitab terus diwartakan dalam konteks masyarakat modern sehingga Injil Yesus Kristus diberitakan dengan cara yang sesuai dengan kondisi masyarakat masa kini tanpa harus mengkompromikannya.[6]
- Metode Apologetika Kristen Terhadap Ajaran Teologi Kontemporer
- Berkomunikasi dengan baik dan benar
- Memahami pemikiran para teolog kontemporer, yaitu tidak langsung berkata bahwa pemikiran teolog kontemporer sesat. Tetapi harus memahami setiap pernyataan kata demi kata sehingga mengerti pemikiran para teolog kontemporer. Sehingga tidak terjerumus dengan teologi kontemporer yang lebih menekankan rasio.
- Menjelaskan dengan benar, bahwa Alkitab adalah firman Allah yang menjadi pedoman kehidupan manusia.
- Memberikan bukti-bukti kebenaran Alkitab.
- MenurutWolfhart Pannenberg (1928), iman berhubungan dengan masa lalu.
- Khotbah dari firman Allah adalah suatu pernyataan kosong belaka, kalau isi
- khotbah itu diputuskan dengan apa yang benar-benar terjadi.Iman tidak lepas
- dari suatu kerugmayang tanpa dasar dan kadar sejarah.[7]
- Sedangkan, menurut Moltmann iman berhubungan dengan masa yang akan
- datang, bukan kepada Allah yang telah berkata, tetapi kepada Allah yang akan
- berkata.[8]
- Pemikiran dari Wolfhart Pannenberg yang menganggap bahwa kebangkitan Tuhan Yesus hanya sebuah legenda. Tentunya hal ini bertentangan dengan firman Tuhan. Wolfhart Pannenberg mendasarkan secara mutlak pada pengetahuan tentang sejarah. Dan han ini menghancurkan pemikiran dan iman Kristen.
- Untuk menjawab dan memberikan bukti sebagai seorang apologet Kristen yaitu dengan cara menjawab dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Kisah Para Rasul 17:31-34, khotbah Paulus tentang bukti kepada semua orang tentang kebangkitan orang mati. Paulus antusias memberitakan kebangkitan-Nya sekalipun ia ditolak.
- Kelahiran Tuhan Yesus, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus sangat nyata dengan bukti bahwa kubur kosong serta kain kafan penutup Tuhan Yesus masih utuh. Hal ini dapat mewakili pembuktian bahwa Alkitab adalah firman Allah.
- Korelasi Apologetika dengan Teologi Kontemporer
Korelasi apogetika Kristen dengan Teologi kontemporer, sama mencari kebenaran yang hakiki, dan mempertahankan kebenaran itu. Tetapi metode nya yang berbeda, apologetika Kristen bersifat Mempertahankan disiplin iman kristen, mempertahankan logika dan rasional terhadap prinsip dan kebenaran Kristen dan menyerang yang salah berdasarkan Alkitab atau tunduk di bawah otoritas Alkitab. Sedangkan Teologi kontemporer mencari dan mempertahankan kebenaran dengan lokika atau yang masuk akal dan tidak tinduk pada otoritas Firman Allah.