Erigovina Arauna S.Th
BAB I
PENDAHULUAN
- Pengertian Apologetika
Kata apologetika berasal dari bahasa Yunani apologia terjemahan bakunya dalam bahasa Inggris apology dipakai secara luas pada masa-masa awal tapi, kata itu tidak mengandung arti mengampuni atau memaafkan atau memberi ganti rugi bagi suatu kerugian yang terjadi. Apologia diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi pertanggungjawaban atau pembelaan diri atau membela. Apologetika adalah suatu ilmu dalam kaitannya dengan pembelaan.Kata apologetika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno apologia yang secara umum berarti pembelaan."Bentuk kata kerjanya yaitu apologoumai memiliki arti melakukan suatu pembelaan.Kata ini dipakai sebanyak delapan kali (termasuk dalam 1 Petrus 3:15) dalam Perjanjian Baru. Dasar apologetika adalah  1 Petrus 3:15. Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap oranhg yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah-lembut dan hormat.[1]
Â
- Tujuan Apologet
Â
Membela berita Injil terhadap kritik, baik karena penyalahgunaan maupun penyalahtafsiran Alkitab.
Â
Menyaksikan kredibilitas iman Kristen; membongkar dan menghancurkan (merombak) ajaran-ajaran yang Salah.
Â
3. Â Mempertahankan dan tetap memberitakan ajaran yang benar.
Â
4. Â Membentangkan seluas-luasnya wawasan iman Kristen.[2]
Â
- Teologi Kontemporer
Â
Teologi konteporer atau yang disebut juga dengan Teologi Modern adalah teologi Historis-Kritis, yaitu teologi yang di dasarkan pada keraguan atau kecurigaan terhadap Alkitab.Alkitab tidak lagi diterima sebagai wahyu Allah atau kebenaran yang diilhamkan, tetapi sebagaimana layaknya buku kuno yang harus dibuktikan kebenarannya, baik dari sisi sejarahnya maupun berita yang disampaikan di dalamnya.Dengan demikian Alkitab tidak diterima lagi sebagai satu-satunya sumber teologi dan menjadikan Filsafat sebagai sumber kedua yang pada akhirnya menggeser secara penuh kedudukan Alkitab.
Â
Teologi kontemporer lahir pada tahun 1919 di Swiss.Dasar pemikiran teologi kontemporer Diwali sejak zaman pencerahan yaitu oleh tokoh filsafat yang bernama Immanuel Kant.Teologi kontemporer pada umumnya disebut teologi modern. Istilah modern sering dihubungkan dengan jaman Pencerahan Barat dimana segala seuatu lahir pada masa itu disebut modern, yaitu pemikiran yang menganggap bahwa manusia sudah menjadi matang dan bebas untuk berpikir tanpa sangsi atau pengarahan dari luar diri manusia (otoritas diluar diri manusia) menjadi: beranilah menggunakan pengertian dirimu sendiri.[3]Teologi Kontemporer melihat Alkitab hanya sebagai kitab kuno sama seperti kitab-kitab yang lain sehingga mereka mencoba mengkritisinya dengan akal pikiran manusia dan tidak memiliki penghargaan sedikitpun terhadap Alkitab sebagai wahyu Allah. Para teolog kontemporer lebih menitik beratkan penyelidikan Alkitab dari sudut pandang filsafat.Walaupun Alkitab dengan tegas berkata, "...sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas namaAllah."(2 Petrus 1:21), namun tokoh-tokoh dari teologi kontemporer melihat tulisan-tulisan yang ada dalam Alkitab adalah hasil karya manusia belaka yang perlu dikritisi kebenarannya. Sikap inilah yang kemudian menghasilkan karya-karya yang sangat jauh dari kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab.[4]
Â
BAB II
Â
MEMAHAMI TEOLOGI KONTEMPORER
Â
- Paham Teologi Kontemporer
Â
Teologi Kontemporer yang berkembang pada abad pencerahan berusaha menyajikan Alkitab dari sudut pandang rasionalisme yang memang sedang berkembang pada masa itu.Usaha ini melahirkan berbagai tokoh dan faham yang sampai hari ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.
Â
- Bersifat Teologi Universitas, tujuan utama universitas bukan mempersiapkan orang untuk melayani atau bekerja. Mereka hanya ingin mengetahui. Jadi, hasil pelajaran universitas tidak sesuai dengan kebutuhan gereja atau masyarakat.
- Â
- Bersifat Teologi Historis-Kritis di mana melihat Alkitab sebagai sebuah dokumen sejarah agama kuno yang harus dinilai dan dikritik oleh akal manusia. Mereka tidak menghargai Alkitab sebagai Firman Allah, atau wahyu Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus.
- Â
- Tidak berdasar pada Alkitab. Mereka mempunyai azas yang diambil dari filsafat tertentu.
- Â
- Bertumpu pada pikiran monisme yang berarti: hanya ada satu-satunya dunia yang real, itulah dunia yang nampak. Dunia yang tak nampak secara real tidak ada (kecuali mungkin Allah sendiri), itu hanya bersifat gambaran atau mitos. Kenyataan ini tentu harus mendapat perhatian dari setiap orang percaya yang memiliki hati terhadap Alkitab yang adalah firman Allah.[5]
Â
Teologia Kontemporer memiliki sifat-sifat khas antara lain kenyataan ini tentu harus mendapat perhatian dari setiap orang percaya yang memiliki hati terhadap Alkitab yang adalah firman Allah. Diperlukan kewaspadaan terhadap Teologi Kontermporer ini sehingga tidak terseret kepada kesesatan di satu pihak tetapi di pihak yang lain kebenaran firman Allah dalam Alkitab terus diwartakan dalam konteks masyarakat modern sehingga Injil Yesus Kristus diberitakan dengan cara yang sesuai dengan kondisi masyarakat masa kini tanpa harus mengkompromikannya.[6]
Â
Â
- Metode Apologetika Kristen Terhadap Ajaran Teologi Kontemporer
- Â
- Berkomunikasi dengan baik dan benar
- Â
- Memahami pemikiran para teolog kontemporer, yaitu tidak langsung berkata bahwa pemikiran teolog kontemporer sesat. Tetapi harus memahami setiap pernyataan kata demi kata sehingga mengerti pemikiran para teolog kontemporer. Sehingga tidak terjerumus dengan teologi kontemporer yang lebih menekankan rasio.
- Â
- Menjelaskan dengan benar, bahwa Alkitab adalah firman Allah yang menjadi pedoman kehidupan manusia.
- Â
- Memberikan bukti-bukti kebenaran Alkitab.
- Â
- MenurutWolfhart Pannenberg (1928), iman berhubungan dengan masa lalu.
- Â
- Â Â Â Â Khotbah dari firman Allah adalah suatu pernyataan kosong belaka, kalau isi
- Â
- khotbah itu diputuskan dengan apa yang benar-benar terjadi.Iman tidak lepas
- Â
- dari suatu kerugmayang tanpa dasar dan kadar sejarah.[7]
- Â
- Â Â Â Â Sedangkan, menurut Moltmann iman berhubungan dengan masa yang akan
- Â
- datang, bukan kepada Allah yang telah berkata, tetapi kepada Allah yang akan
- Â
- berkata.[8]
- Â
- Pemikiran dari Wolfhart Pannenberg yang menganggap bahwa kebangkitan Tuhan Yesus hanya sebuah legenda. Tentunya hal ini  bertentangan dengan firman Tuhan. Wolfhart Pannenberg mendasarkan secara mutlak pada pengetahuan tentang sejarah. Dan han ini menghancurkan pemikiran dan iman Kristen.
- Â Â Â Â Untuk menjawab dan memberikan bukti sebagai seorang apologet Kristen yaitu dengan cara menjawab dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Kisah Para Rasul 17:31-34, khotbah Paulus tentang bukti kepada semua orang tentang kebangkitan orang mati. Paulus antusias memberitakan kebangkitan-Nya sekalipun ia ditolak.
- Â
- Kelahiran Tuhan Yesus, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus sangat nyata dengan bukti bahwa kubur kosong serta kain kafan penutup Tuhan Yesus masih utuh. Hal ini dapat mewakili pembuktian bahwa Alkitab adalah firman Allah.
- Korelasi Apologetika dengan Teologi Kontemporer
Â
Korelasi apogetika Kristen dengan Teologi kontemporer, sama mencari kebenaran yang hakiki, dan mempertahankan kebenaran itu. Tetapi metode nya yang berbeda, apologetika Kristen bersifat Mempertahankan disiplin iman kristen, mempertahankan logika dan rasional terhadap prinsip dan kebenaran Kristen dan menyerang yang salah berdasarkan Alkitab atau tunduk di bawah otoritas Alkitab. Sedangkan Teologi kontemporer mencari dan mempertahankan kebenaran dengan lokika atau yang masuk akal dan tidak tinduk pada otoritas Firman Allah.
Â
BAB III
Â
Kesimpulan
Â
   Teologi kontermporer hadir untuk menjawab setiap kebutuhan di masa modern sekarang ini dengan berbagai cara seperti halnya lebih kepada mengutamakan  ilmu pengetahuan daripada firman Tuhan. Oleh karena itu, para teolog  harus berusaha untuk mengambil alih peran itu agar umat Kristen tidak terpengaruh  ke dalam kesesatan. Dan mampu berapologet ketika berhadapan dengan  orang-orang yang terpengaruh dengan ajaran teologi kontemporer.  Memang bagaimanapun teologi kontemporer akan selalu hadir di setiap zaman, seperti firman Tuhan ungkapkan, "Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan" (1 Timotius 4:1).Namun gereja harus mempersiapkan umat untuk memiliki iman yang berdasarkan alkitab dan juga memperhankannya lewat pengajaran apoleget yang kuat agar ketika masa itu datang umat tidak diombang-ambingkan oleh pengajaran sesat (Teologi Kontemporer).
Â
- Saran
Â
   Kita harus belajar berapologet dan mampu berapologetdengan baik yang berlandaskan Alkitab serta menjawab sejuta pertanyaan bahkan argument yang menentang firman Tuhan.Untuk itu injil harus semakin diberitakan dengan memperhitungkan konteks sehingga Injil yang diberitakan menjadi Kabar Baik yang memang dibutuhkan oleh masyarakat.Injil juga harus menjawab kebutuhan masyarakat sehingga kebenaran yang disampaikan bisa sampai tanpa harus mengkompromikan kebenaran yang ada di dalamnya.
Â
-    Mempelajari Teologi kontemporer tidak salah karena untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan untuk berpikir juga memacu orang untuk belajar.Tetapi tidak boleh di terapkan dalam kehidupan kekristenan karena Teologi ini tidak tunduk pada otoritas Alkitab. Oleh karena itu setiap umat Kristen perlu mempelajari dan mendalami Alkitab dengan baik, sehingga bisa mempertahankan imannya dan bisa menjawab konsep  teologi Kontemporer yang merusak pemikiran umat Kristen. Juga kelompok berharap bagi setiap Gereja harus mengajarkan Alkitab dengan baik dan terlibat dalam Apologetika.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Linneman , Eta, Teologi Kontemporer Ilmu Atau Praduga?, Â (Malang: Literatur YPPII,
Â
1991)
Â
M. Frame, John, Apologetika Bagi Kemuliaan Allah, (Surabaya: Momentum, 2000)
Â
Mcdowell, Josh, Apologetika Volume 1, (Malang: Gandum Mas, 2002)
Â
Conn, M Harvie, Teologia Kontemporer, (Malang: Literatur Saat, 2012)
Â
Internet
Â
http://learning.sabda.org/baca.php?b=teo_kontem#00003. Teologi Kontemporer Diakses, Sabtu 17 Oktober 2016
http://maulisiahaan.blogspot.co.id/perspektif-alkitab-terhadap-teologi.html, Diakses pada 17 Oktober 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H