Mohon tunggu...
Erigovina Arauna
Erigovina Arauna Mohon Tunggu... Wiraswasta - erig

Saya adalah seorang pemusik gereja dan sejak tahun 2016 saya menyukai dunia literasi dan belajar menjadi penulis. Pernah lolos dalam event menulis buku puisi dengan judul ''Sebuah Perjalanan". Aktifitas saya saat ini adalah selain bermusik, saya juga belajar menulis. Saat ini saya bertempat tinggal di Timor Tengah Selatan - NTT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apologetika

19 Februari 2021   14:38 Diperbarui: 19 Februari 2021   15:06 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

4.   Membentangkan seluas-luasnya wawasan iman Kristen.[2]

 

 

Teologi konteporer atau yang disebut juga dengan Teologi Modern adalah teologi Historis-Kritis, yaitu teologi yang di dasarkan pada keraguan atau kecurigaan terhadap Alkitab.Alkitab tidak lagi diterima sebagai wahyu Allah atau kebenaran yang diilhamkan, tetapi sebagaimana layaknya buku kuno yang harus dibuktikan kebenarannya, baik dari sisi sejarahnya maupun berita yang disampaikan di dalamnya.Dengan demikian Alkitab tidak diterima lagi sebagai satu-satunya sumber teologi dan menjadikan Filsafat sebagai sumber kedua yang pada akhirnya menggeser secara penuh kedudukan Alkitab.

 

Teologi kontemporer lahir pada tahun 1919 di Swiss.Dasar pemikiran teologi kontemporer Diwali sejak zaman pencerahan yaitu oleh tokoh filsafat yang bernama Immanuel Kant.Teologi kontemporer pada umumnya disebut teologi modern. Istilah modern sering dihubungkan dengan jaman Pencerahan Barat dimana segala seuatu lahir pada masa itu disebut modern, yaitu pemikiran yang menganggap bahwa manusia sudah menjadi matang dan bebas untuk berpikir tanpa sangsi atau pengarahan dari luar diri manusia (otoritas diluar diri manusia) menjadi: beranilah menggunakan pengertian dirimu sendiri.[3]Teologi Kontemporer melihat Alkitab hanya sebagai kitab kuno sama seperti kitab-kitab yang lain sehingga mereka mencoba mengkritisinya dengan akal pikiran manusia dan tidak memiliki penghargaan sedikitpun terhadap Alkitab sebagai wahyu Allah. Para teolog kontemporer lebih menitik beratkan penyelidikan Alkitab dari sudut pandang filsafat.Walaupun Alkitab dengan tegas berkata, "...sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas namaAllah."(2 Petrus 1:21), namun tokoh-tokoh dari teologi kontemporer melihat tulisan-tulisan yang ada dalam Alkitab adalah hasil karya manusia belaka yang perlu dikritisi kebenarannya. Sikap inilah yang kemudian menghasilkan karya-karya yang sangat jauh dari kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam Alkitab.[4]

 

BAB II

 

MEMAHAMI TEOLOGI KONTEMPORER

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun