Fokus utama pada tingkat SD adalah memastikan bahwa mayoritas siswa diterima melalui jalur domisili, sehingga anak-anak mendapatkan akses pendidikan di sekolah terdekat dengan tempat tinggal mereka. Sementara itu, keberadaan jalur afirmasi berperan penting dalam membantu siswa dari keluarga kurang mampu, sedangkan jalur mutasi memastikan kelancaran proses pendidikan bagi anak guru yang berpindah tempat tinggal.
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pada tingkat SMP, terjadi perubahan persentase yang cukup signifikan pada alokasi kuota jalur penerimaan:
Jalur Domisili: Semula minimal 50% kini ditetapkan minimal 40%
Jalur Afirmasi: Semula minimal 15% kini ditetapkan minimal 20%
Jalur Mutasi: Tetap maksimal 5%
Jalur Prestasi: Sisa kuota yang tersedia dialokasikan minimal 25%
Perubahan ini mencerminkan upaya untuk memberikan kesempatan lebih besar kepada siswa yang memiliki potensi akademik dan non-akademik. Pengurangan persentase jalur domisili diimbangi dengan peningkatan alokasi untuk jalur afirmasi dan prestasi, sehingga diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara akses pendidikan berdasarkan lokasi dengan penghargaan terhadap prestasi siswa.
c. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tingkat SMA juga mengalami penyesuaian kuota yang cukup dramatis:
Jalur Domisili: Semula minimal 50% kini ditetapkan minimal 30%