Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Cinta dalam Dialog 'Symposium' Plato

24 Juli 2024   16:00 Diperbarui: 24 Juli 2024   16:07 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wisata.viva.co.id/pendidikan/10200-plato-cinta-adalah-jembatan-antara-dunia-yang-nyata-dan-dunia-ideal

Lebih lanjut, cinta juga dianggap sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk menciptakan kebaikan di lingkungan sekitarnya. Ini bisa berupa tindakan nyata dalam bentuk amal, keberanian untuk mengatasi ketidakadilan, atau upaya untuk menyebarkan kebijaksanaan dan pengetahuan. Oleh karena itu, cinta dalam konteks ini bukan hanya hubungan personal, tetapi juga alat transformasi sosial yang mampu meningkatkan kualitas spiritual dan moral dari seorang individu maupun masyarakat.

4.2 Cinta sebagai Pencapaian Kebijaksanaan

Dalam dialog 'Symposium', Plato melalui karakter Socrates menggambarkan cinta sebagai jalan menuju kebijaksanaan tertinggi. Socrates, yang berhutang banyak pada pandangan Diotima, seorang pendeta wanita, menjelaskan bahwa cinta bukan hanya emosi atau keinginan, tetapi dorongan untuk mencari kebenaran dan keindahan yang abadi.

Socrates menyatakan bahwa cinta dimulai dari ketertarikan fisik terhadap keindahan tertentu, tetapi harus berkembang ke tahap yang lebih tinggi. Proses ini dikenal sebagai 'Ladder of Love', dimana individu yang mencintai belajar untuk menghargai keindahan yang lebih umum, akhirnya mencapai pemahaman tentang keindahan yang absolut dan abadi. Dengan demikian, mencintai secara benar membawa seseorang mendekati kebenaran dan kebijaksanaan.

Menurut Socrates, mereka yang bisa naik tangga cinta dan mencapai puncak akan memperoleh wawasan yang mendalam tentang sifat kehidupan, moralitas, dan esensi keberadaan manusia. Dengan kata lain, cinta yang diarahkan dengan benar adalah alat luhur untuk mengejar kebijaksanaan, mengenal diri sendiri, dan memahami alam semesta.

5. Aplikasi Filsafat Cinta dari 'Symposium' di Masa Kini

Filsafat cinta dalam dialog 'Symposium' Plato menawarkan wawasan yang mendalam tentang hakikat cinta yang bisa diimplementasikan dalam konteks kehidupan modern. Dengan memahami perbedaan antara cinta jasmaniah dan rohaniah, serta mengaplikasikan konsep "Ladder of Love" atau tahapan-tahapan cinta, kita dapat mengevaluasi motivasi dan tujuan cinta dalam kehidupan kita.

Cinta, menurut Plato melalui tokoh Socrates, bukan hanya soal ketertarikan fisik, tetapi juga pencarian keindahan dan kebaikan yang lebih tinggi. Dalam konteks masa kini, ini dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami dan menghargai aspek-aspek batiniah dan karakter seseorang, bukan hanya aspek luarnya saja.

Aplikasi filsafat cinta Plato juga bisa membantu kita dalam mengejar kebijaksanaan. Dengan merenungkan dan memahami berbagi tingkatan cinta, kita didorong untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan orang lain. Hal ini bisa memupuk sikap lebih empatik dan bijaksana dalam hubungan pribadi maupun sosial.

Lebih lanjut, konsep cinta sebagai penggerak kebaikan memberi dorongan untuk mengarahkan energi cinta kita ke arah yang positif, baik dalam pengembangan diri pribadi maupun tujuan kolektif yang melebihi kepentingan individual. Cinta, dalam sudut pandang ini, menjadi kekuatan yang membentuk masyarakat lebih harmonis dan beradab.

5.1 Relevansi di dalam Kehidupan Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun