Mohon tunggu...
Erlina Febrianovida
Erlina Febrianovida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita yang masih harus banyak berbenah :-)

Moga yang saya tulis dan bagikan jadi maslahat serta pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak, Aamiin... :-)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toilet Training dengan Hati

28 Agustus 2019   11:04 Diperbarui: 28 Agustus 2019   11:08 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : floridahealth.com

Ada rasa ingin seperti anaknya si A, si B, atau si C yang sudah gak pakai Diaper, eits... saya lantas ingat kembali bahwa tidak seharusnya saya meng-compare setiap milestone-nya Guin dengan anak2 yang lain, it's absolutely wrong dan nantinya malah bikin kita gak hanya sakit kepala sebelah tapi bisa bikin kepala pecah #lebaybangetsayah :-P. Tapi wajar juga kan bila saya ingin seperti yang saya kutip dari floridahealth berikut :

"One thing that many experts agree on is that starting as soon as the child and parent are willing and able to participate (usually between 18-26 mo) is better"

Nah..., atas dasar bisa "sesegera mungkin" itulah separuh poin awal yang menghipnotis saya memberi Guin edukasi soal BAK dan BAB tanpa diaper lagi. Sayangnya saya meremehkan poin selanjutnya "Mau dan Mampu", Siapanya? 

Bukan hanya Guin sebagai Pelajar dalam Toilet Training, Saya dan misua sebagai Orang Tua juga kudu mau lagi mampu berproses mengikuti tahap belajarnya Guin, inilah salahnya saya. Bukan saya tak tahu, hanya saja Teori yang saya sudah kantongi, tak cakap saya implementasikan di lapangan!, cakep!?

Saya memulai proses Toilet Training Guin dengan diiringi banyak deg-degan (karena membaca dari seantaro maya, banyak para moms dengan anak yang TT-nya lebih dari Drama Korea atau Opera China, wuiihhh berat sangat nian, malah ada yang umur sudah besar susyah banget lepas pospak!) . Percobaan pertama adalah saat Guin berusia 13 bulan (Akhir Desember 2018).

 Alhamdulillah sampai di hari ke-3 saja pemirsah...wkwkwk. Duuuuhhh tak terhitung dalam satu hari Guin ber-pipis ria..., karena memang ini baru buatnya. Plus saya jadi mendadak tepar karena sebelumnya masih bisa bermain diselingi baju, piring, gelas dkk, tapi sejak Toilet Training saya hanya berkawan dengan gagang pel sahaja! Bahkan sempat keki dengan misua saat ia berseloroh :

"Udahlah bu, daripada banyak ngoceh gitu, udah pakein pospak lagi aja"
"Iiihh ayah gimana sih? bukan kasih support, kok malah suruh balik lagi supaya Guin pake pospak?!
"ya daripada ngomel2 gak jelas dan pake acara jatoh2an kan?!

Yoa, selama Toilet Training berlangsung, Guin sering jatuh dan 2 kali ngejeledak (halah bahasanyaaa) alias terpeleset  ke belakang, kepala membentur lantai karena saya lebih fokus ke nge-pel!?. Tak perlu konklusi ya moms, intinya percobaan TT Guin gelombang awal adalah... GAGAL! Tet tot...!!!

Baiklah, Setelah menguatkan hati dan fresh kembali, bulan Pebruari 2019 saya mencoba Toilet Training kali kedua untuk Guin. Saat itu Guin berusia 15 bulanan. Alhamdulillah lagi, masih g-a-g-a-l... ha-ha-ha..., saya memang bertahan lebih lama dari sebelumnya, lebih dari 3 hari, tapi tetap kurang dari seminggu!, qiqiqi... Saya ambil kembali pospak dan saya pakaikan lagi untuk Guin. 

Saat itu rasanya bete, sebel, kesyel, mangkel, dongkol, capek, penat, dan ingin rasanya saya unyeng-unyeng seluruh proses Toilet Training bila dibentuk jadi orang!. Saat itu pula saya merasa gagal menjadi Ibu yang sabar menghadapi tumbuh kembang anak, gagal dalam ber-proses padahal cuman perkara pipis anak balita! Saya pupus harapan, saat itu...

Seiring berjalannya waktu, saya mau berdamai dengan keadaan. Tak boleh lagi bersikap "buruk muka cermin dibelah", saya-lah yang salah dengan keseluruhan sikap dan mindset saya menghadapi Guin walau hanya dalam episode Toilet Training saja. Saya evaluasi total, pasti ada yang salah dalam diri saya meng-handle balita yang sedang dalam Toilet Training. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun