Mohon tunggu...
Eren hNt
Eren hNt Mohon Tunggu... Wiraswasta -

I'm only an ordinary woman with an ordinary life.. Homestayeren.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fiksi Penggemar RTC] Cinta Tak Ada Logika

10 September 2015   21:15 Diperbarui: 10 September 2015   21:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erenbeckam/ nomer 23

 

Jangan pernah menghamba pada cinta

Hingga kau rela gadaikan jiwa dan raga

Karena cinta itu semacam setan

Ia tak segan membawamu ke lembah kenistaan

 

Mungkin benar kata orang kalau cinta itu tak punya logika, buktinya sekian lama aku mau bertahan sebagai selingkuhanmu. Padahal logikaku sadar bahwa selingkuhan, gundik, simpanan, atau apapun namanya, tak jauh beda dengan pelacur. Cuma bedanya, pelacur melayani para hidung belang demi lembaran uang, dan aku melayanimu seorang karena cinta. Jadi kenapa kamu harus marah saat aku bilang aku adalah pelacurmu yang hina?.

Tiga tahun lalu, pertemuan pertama kita di sebuah acara yang diadakan oleh kantor Bank tempatmu bekerja, aku menyanyi, dan kamu pembawa acaranya. Entah kenapa pesonamu tiba tiba menyihirku hingga aku mau maunya memintamu untuk berkenalan, padahal banyak yang bilang aku wanita yang sedikit angkuh terhadap laki laki.

"Namaku Dayat," ujarmu sambil mengulurkan tangan. Ketika itu jelas sekali kau katakan bahwa statusmu masih bujangan dan hanya karena kesibukanmulah jika di usiamu yang kepala tiga kau belum menikah.

Dan akupun jatuh cinta padamu, jatuh begitu dalam hingga aku rela melakukan segalanya untukmu tanpa mengharap imbalan apapun selain sebuah pernikahan. Tapi entah kenapa kamu selalu menghindar jika aku mulai bicara tentang pernikahan.

Hingga di sore itu, aku yang sedang bersemangat untuk memberimu kejutan ulang tahun, malah terkejut bukan kepalang saat seorang wanita telah lebih dulu menjemputmu di kantor. Aku marah sekali, tapi seperti biasanya, aku selalu pandai menata emosi. Setelah kamu pergi, aku bertanya kepada teman kantormu dan akhirnya aku tahu, dia istrimu kan Dayat?, dan kau begitu pandai menyembunyikannya di belakangku.

"Aku akan menceraikannya Shafira, aku sedang berusaha membujuknya agar mau bercerai, atau paling tidak, jika dia tak mau bercerai, dia akan mengijinkanku menikah lagi," 

"Omong kosong!, wanita mana yang akan mengijinkan suaminya menikah lagi?, kau pembual Dayat!, tak seharusnya kau menipuku seperti ini."

"Dia mandul Shafira, kami sudah tujuh tahun menikah dan kami belum juga punya keturunan. Dokter bilang bahwa ada masalah pada rahim istriku hingga dia tak bisa punya anak." Dayat berkata lagi.

Dan aku, entah kenapa aku merasa kasihan melihatnya, setiap pria pasti mengidamkan untuk punya keturunan, itu harapan yang wajar. Tapi aku juga iba pada istrinya, apa hanya karena mandul, seorang istri bisa seenaknya dibuang?.

"Terserah!."

Hari demi hari berlalu, dan aku mulai bosan bertanya, "bagaimana istrimu?," "adakah perkembangannya?, " "apakah kamu boleh menikah lagi?, " ataukah, "apakah kamu jadi bercerai?."

Aku juga bosan menangis, merengek, bahkan berteriak marah sambil menunjuk mukamu hanya demi mendapatkan status yang jelas. Aku bahkan hafal di luar kepala jawaban yang akan kamu berikan, "aku butuh waktu Shafira."

Tiga tahun Dayat, dan aku masih kau gantung di atas pohon harapan semu sambil tiap hari kau jejali janji janji yang harus aku telan mentah mentah. Janji untuk menjadikanku istrimu yang sah, bukan sekedar pemuas nafsu dan pasanganmu untuk berzina.

Aku tak pernah membencimu Dayat, kamu tahu itu. Aku begitu mencintaimu hingga aku mulai berpikir untuk menemui istrimu dan menceritakan kisah kita padanya. Aku berharap dia akan marah lalu bergegas ke Pengadilan Agama untuk menuntut cerai, tapi aku tidak tega.

Aku hanya mampu berdiri di luar pagar rumahmu sambil memandang ke arah wanita cantik dengan senyumnya yang teduh. Senyum itu berhasil mengurungkan niatku dan mematahkan rencana jahat yang telah aku susun berminggu minggu. Aku memang lemah, aku tidak cukup jahat untuk menjadi seorang gundik seperti yang sering aku baca di koran maupun aku lihat di berita.

Lalu apa yang harus aku lakukan Dayat?, tidakkah kamu punya sedikit empati untuk membantuku mengurai benang kehidupan yang pelik ini?. Aku butuh solusi Dayat, bukan sekedar pelukan erat yang kini mulai beraroma kepalsuan dan tak lagi mampu menenangkan.

Bahkan media mulai mencium bau anyir perselingkuhan kita. Entah sampai kapan aku berlindung di balik kata "no comment" setiap kali awak media menyodorkan pertanyaan yang hampir sama.

"Apakah benar seorang bintang yang sedang bersinar, yang memulai karir menyanyinya dari nol, seorang Shafira, ternyata menjadi simpanan seorang pegawai Bank."

Pegawai Bank rendahan, bukankah itu memang profesimu Dayat?. Bahkan mobil yang kau kendarai tiap hari itu adalah pemberianku. Begitu juga jam tangan yang terlihat terlalu mahal untuk berada di pergelangan tanganmu. Semua barang mahal yang kamu kenakan itu Dayat, hasil keringatku. Dan kamu malah menghukumku seperti ini.

Harga diri, nama baik, dan karir yang susah payah aku bangun, hancur seketika. Apa bagusnya hidup sebagai selingkuhan Dayat?. Lihat!, Pria pria yang dulu menatapku hormat, kini tatapannya terlihat nakal, seolah olah aku telanjang meskipun aku berpakaian. Aku tak ubahnya seorang pelacur yang tak punya lagi harga diri. 

Kalau sudah begini, siapa yang harus aku salahkan?. Kamu yang telah begitu tega mempermainkanku, ataukah kebodohanku sendiri yang membuatku seperti kerbau dungu dengan tali kekangnya yang bernama cinta.

Ah, sudahlah Dayat, aku tak mau lagi bertanya, aku tak lagi butuh jawaban. Toh kamu tak mampu lagi berkata kata karena malaikat maut telah mencabut paksa nyawamu satu satunya.

Ma'af Dayat, anggur merah yang aku berikan usai percintaan kita tadi, telah aku bubuhi racun. Tapi kamu tak perlu takut karena isi gelas yang satunya akan segera berpindah ke lambungku.  Dan kamu tahu sayang?, hidup di dunia aku sudah tak tahan, tapi aku tak mau ke neraka sendirian.

 

***

Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan

Karya ini terinspirasi lagu milik Agnes Monica yang berjudul Tak Ada Logika

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun