Mohon tunggu...
Eren hNt
Eren hNt Mohon Tunggu... Wiraswasta -

I'm only an ordinary woman with an ordinary life.. Homestayeren.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fiksi Penggemar RTC] Cinta Tak Ada Logika

10 September 2015   21:15 Diperbarui: 10 September 2015   21:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga di sore itu, aku yang sedang bersemangat untuk memberimu kejutan ulang tahun, malah terkejut bukan kepalang saat seorang wanita telah lebih dulu menjemputmu di kantor. Aku marah sekali, tapi seperti biasanya, aku selalu pandai menata emosi. Setelah kamu pergi, aku bertanya kepada teman kantormu dan akhirnya aku tahu, dia istrimu kan Dayat?, dan kau begitu pandai menyembunyikannya di belakangku.

"Aku akan menceraikannya Shafira, aku sedang berusaha membujuknya agar mau bercerai, atau paling tidak, jika dia tak mau bercerai, dia akan mengijinkanku menikah lagi," 

"Omong kosong!, wanita mana yang akan mengijinkan suaminya menikah lagi?, kau pembual Dayat!, tak seharusnya kau menipuku seperti ini."

"Dia mandul Shafira, kami sudah tujuh tahun menikah dan kami belum juga punya keturunan. Dokter bilang bahwa ada masalah pada rahim istriku hingga dia tak bisa punya anak." Dayat berkata lagi.

Dan aku, entah kenapa aku merasa kasihan melihatnya, setiap pria pasti mengidamkan untuk punya keturunan, itu harapan yang wajar. Tapi aku juga iba pada istrinya, apa hanya karena mandul, seorang istri bisa seenaknya dibuang?.

"Terserah!."

Hari demi hari berlalu, dan aku mulai bosan bertanya, "bagaimana istrimu?," "adakah perkembangannya?, " "apakah kamu boleh menikah lagi?, " ataukah, "apakah kamu jadi bercerai?."

Aku juga bosan menangis, merengek, bahkan berteriak marah sambil menunjuk mukamu hanya demi mendapatkan status yang jelas. Aku bahkan hafal di luar kepala jawaban yang akan kamu berikan, "aku butuh waktu Shafira."

Tiga tahun Dayat, dan aku masih kau gantung di atas pohon harapan semu sambil tiap hari kau jejali janji janji yang harus aku telan mentah mentah. Janji untuk menjadikanku istrimu yang sah, bukan sekedar pemuas nafsu dan pasanganmu untuk berzina.

Aku tak pernah membencimu Dayat, kamu tahu itu. Aku begitu mencintaimu hingga aku mulai berpikir untuk menemui istrimu dan menceritakan kisah kita padanya. Aku berharap dia akan marah lalu bergegas ke Pengadilan Agama untuk menuntut cerai, tapi aku tidak tega.

Aku hanya mampu berdiri di luar pagar rumahmu sambil memandang ke arah wanita cantik dengan senyumnya yang teduh. Senyum itu berhasil mengurungkan niatku dan mematahkan rencana jahat yang telah aku susun berminggu minggu. Aku memang lemah, aku tidak cukup jahat untuk menjadi seorang gundik seperti yang sering aku baca di koran maupun aku lihat di berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun