Cuma kata Popoy, mereka bisa jamin akan diantarkan sampai ke dalam. Sekali lagi hati saya berkata itu hanya janji-janji belaka. Bagaimana bisa masuk kedalam jika pengamanannya saja 2 lapis seperti yang saya ceritakan diatas. Dan scan barcode tiketnyapun ada di pintu masuk kedua. Okelah, katakan di pintu masuk pertama kita lolos, karena hanya dilihat sekilas oleh petugas, tapi bagaimana jika dipintu kedua tiket kita dinyatakan tidak valid? Padahal tidak mungkin kan penjual tiket itu ikut masuk sampai pintu kedua, meskipun mereka bilang akan ikut antar kita?
Bukan saya bermaksud untuk menjelek-jelekan suatu profesi, cuma saya sedang belajar menganalisa kebiasaan atau prosedur yang sering terjadi di Indonesia. Tadinya saya justru mau kasiy tau teman-teman saya yang belum beli tiket, kalau tidak perlu beli tiket di ticket box, beli saja di calo-calo tersebut. Toh lebih murah. Tapi untunglah, otak saya sudah kembali ke jalan yang benar, jadi saya tidak jadi melakukan hal itu.
Terkadang, kita memang harus mengikuti prosedur yang benar jika memang mau jadi orang yang benar. Ingat ya, terkadang lho!!
Hmm, sudah ah, saya sudah sangat capek sekali, minum teh botol dingin saja rasanya seperti meneguk air nirwana, hehehe, lebay kalau yang ini.. semoga saya bisa mimpi indah malam ini, eh, salah, mimpi Matt menyanyikan Best I’ve Ever Had dengan gitarnya di depan saya, dan mudah-mudahan saya tidak ngeces setelah itu. Hehehe.
Thank you JRL, sudah memberi 2 tiket gratis pada saya hari ini. Mudah-mudahan hari ke 2 besok, saya bisa lebih siap dan lebih fit dari hari ini.
... bersambung ke part 3: day 2 ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H