Mohon tunggu...
Er Agapi
Er Agapi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penggemar filsuf dari Socrates sampai Nietzsche, penggemar sejarah dari Dark Age sampai Soviet, penggemar sains dari Big Bang sampai God Particle, penggemar artist dari Michaelangelo sampai J.M.W. Turner. Saya pun suka Pedro Lopez....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jiwa Dibalas Jiwa, Harta Dibalas Harta - Cerpen

25 Maret 2024   19:49 Diperbarui: 26 Maret 2024   18:37 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila surat itu benar, aku akan punya kuasa untuk didengarkan.

Aku menelan ludah.

Kupejamkan mata dan menggeleng, lantas keluar. Betul-betul baru sampai depan, seseorang yang lewat dengan anjingnya menggonggong padaku, bicara, "Kau mau membunuh lagi?"

Maka saat orang itu mulai mengangkat teleponnya, aku berteriak padanya, "Hia'!"

Tapi dia mengernyit memandangku jijik, sambil berkata, "Kau menghinaku? Kau pikir aku tak tahu ucapanmu, cacat? Kau mengataiku, bukan?"

Dia mengangkat teleponnya.

Aku buru-buru masuk kembali ke rumah. Aku ambruk dan bersandar pintu, tubuhku terguncang hebat. Aku meringkuk, memeluk diriku sendiri. Saat aku mulai terisak, kulirik surat itu kembali.

Tak ada jalan lain.

Aku mengernyit, meraihnya, dan membuka telepon. Langsung kucari titik koordinat itu dengan tangan gemetar.

Lokasi keluar. Betul-betul ada. Harta karun itu tersembunyi di bawah jembatan utama. Aku berangkat, mengacuhkan seseorang dengan anjing yang masih menggonggongiku itu. "Hey cacat! Berhenti kau! Aku betul-betul akan menelepon polisi!"

Barangkali surat itu memang tipuan, sebab begitu aku sampai di sana, yang ada hanya sungai hijau beraroma bangkai tikus, dengan lumut dan kerak hitam di sekelilingnya. Tapi tak ada jalan lain. Aku mencebur ke sungai hijau kental itu, tak peduli dengan setelan terbaikku, merogoh-rogoh dasar sungai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun