"Elis, seperti apakah cinta?"
Telepon berdering.
"Norman, penelepon yang sama. Dia mengingatkan besok kamu harus berbicara untuk sesi kedua, setelah tengah hari. Jam satu."
"Katakan padanya untuk menjemputku di kampus."
Keheningan menggantung di ruang tamu.
Elis menatap Norman. Semuanya baik-baik saja, bukan? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, juga tentang pertanyaan itu.
Tapi, Norman masih khawatir. Pertanyaan itu terus menghantuinya hingga ia tertidur. Hanya Tuhan yang tahu apakah pertanyaan itu masih meliputi lelaki tua itu hingga keesokan paginya, saat Elis mencium keningnya dan seketika jantungnya berdesir karena merasakan tubuh Norman terasa dingin.
Seperti apakah cinta? Â Tanyakan pada Elis!
*) Diilhami oleh komposisi karya Beethoven, "Fur Elise"; pernah dimuat dalam versi terjemahan bahasa Inggris di The Jakarta Post, 10/14/2001
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H