sesudah malam larut bergerak hening menuliskan keindahan dalam
ramai setakat tembus dalam ruang dan waktu perihal kuterbangkan
takdirnya diatas tanah tandus setakat tembus tilam batu gunung
serentak menghitung situ nan bening selamanya kesejukan sabana
Hijau melenyapkan dibalik terik padang pasir kumelangkah lagi
gerak jantung dan suara nafas bersama cermin keinsafan sebatas
tembus dalam ruang dan waktu mengapung harapan mengarungi
sekelebat mimpi berputar di ruang tulang hitam tanpa berpaling
tiba-tiba jiwaku runggas kini kutahu makna itu setelah aku jauh
Puisi : Edy Priyatna
(Pondok Petir,01 Juli 2016)