"Berapa lama Pak saya harus istirahat?" tanyaku penasaran.
"Kurang lebih 3 hari!" Jawabnya singkat.
Tiba-tiba suara handphone dari dalam saku celana Mantri Obon berdering kencang. Beliau pun pamit sebentar keluar rumah untuk melakukan obrolan dengan Si Penelpon. Namun tak lama, beliau dengan wajah serius langsung berkata, " Aduuuh, maaf ya! Bapak tidak bisa berlama-lama, barusan ada tetangga nelpon mengabarkan anaknya keracunan makanan."
"Jadi mana O..."
Belum sempat kutanyakan obat diare, Pak Obon membuka handphone-nya dan membaca pesan yang mengisyaratkan dia harus cepat bergegas.
"Sudah dulu yaaa! Salamu'alaikum!" ucap Pak Obon sambil menyambar tas jinjingnya.
Melihat kejadian itu, istriku langsung berteriak ke Mantri Obon, "Pak Mantri obatnya apa untuk suamiku yang terkena diare?"
Mantri Obon yang sudah menstarter motornya menjawab dengan berteriak, "Minum Tolak Angin 3 x sehariiiiii!"
Singkat cerita ku minum Tolak Angin secara rutin selama dua hari berturut turut sesuai anjuran Mantri Obon. Dan, Alhmdulillah saya bisa kembali ke sekolah satu hari sebelum acara pementasan.
Para siswa mendengar kabar sakitku yang cukup parah. Mereka dengan dewasa berlatih secara mandiri. Sehingga tidak membuat lelah lagi melatih.
Keesokan harinya saya datang lebih awal, mencoba mempersiapkan segala sesuatu untuk menunaikan tugas sebagai pembawa acara. Namun, Pak Kepala Sekolah mengatakan bahwa tugas sebagai pembawa acara sudah digantikan oleh Bu Susi. Dengan perasaan lega dan bersyukur saya akhirnya menjadi penonton menikmati suguhan penampilan akting para siswa yang begitu penuh penjiwaan dan totalitas. Sehingga membuatku bahagia dan terharu.