Mohon tunggu...
enysyarafika
enysyarafika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mitos Jurnalisme

10 Juni 2016   23:53 Diperbarui: 11 Juni 2016   00:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebuah berita dimedia bukan hanya rangkaian fakta yang tersusun menjadi sebuah kalimat, paragraf, tayangan, dan siaran. Ia juga merupakan resperentasi dari pikiran dan sikap penulis, kameramen, asisten redaktur, redaktur, produser, dan editor, plus kebijakan redaksi yang tertuang dalam editorial atau tajuk rencana. Minimal segala latar belakang budaya, pergaulan, dan pendidikan wartawan sangat mempengaruhi bagaimana fakta dikonstuksi dalam sebuah berita.

Kesembilan, dalam dunia kita media memainkan peran kunci dalam masalah internasional dan akan terus meningkatkan peran te. Ketiga, media adalah pengabdian diri dan bersifat sumbang. Keempat, media massa telah menakhlukan kematian. Kelima, pada dasarnya media bersifat demokratis dan mewakili masyarakat umum. Keenam, media telah membuat fakta menjadi lebih asing daripada fiksi, sehingga fiksi lebih enak dilihat dan didengar. Ketujuh, media dengan dingin bersifat netral terhadap posisi-posisi moral dan pesan-pesan spiritual. Kedelapan, media kuat karena teknologi tinggi, tetapi lemah karena antropologi kultural. 

Kesembilan, dalam dunia kita media emmainkan peran kunci dalam masalah internasional dan akan terus meningkatkan peran tersebut. Sejak kemunculan internet, plus kemudahan mengaksesnya, berbagai aspek kehidupan masyarakat berubah secara drastis dan dramatis. Internet juga sering disebut konvergasi media dan media internal.

 Kemunculan media akses yang berbasis internet kian mempertajam efek media. Internet memiliki memampuan yang belum ada sebelumnya untuk mengembangkan bentuk baru relasi sosial dan untuk mendeskripsikannya melalui kebaruan interaktivitas. Karena itu, internet kini telah menjadi sumber individu bebas dan kelompok kecil dalam dunia egalitarian yang didalamnya individu tidak dirintangi oleh batasan bangsa, kelas, gender, atau properti. 

Setelah media cetak dan elektronik menghegemoni masyarakat dalam beberapa dekade terakhir, kini internet menjadi biang arus informasi. Harus diakui internet menciptakan kebebasan individu yang tidak pernah ada dan terbayangkan sebelumnya. Tanpa sekat kultural apapun (termasuk sekat etnis, ras, agama, geografis, dan strata sosial) individu bebas melakukan aktifitas diruang cyberpublik. Ia bebas berpendapat, berekspresi, dan berserikat tanpa ketakutan. 

Dalam situasi dan kondisi ini, kontrol etika dan moral cenderung mengendur. Etika sosial dari keluarga, masyarakat, negara, dan institusi formal lain yang selama ini mengikat dan membatasi ruang gerak akan memudar. John Perry Barlow melihat internet sebagai keterputusan yang membebaskan diri dari semua bentuk kekuasaan negara yang akan mencoba meregulasinya. Sebuah berita dimedia bukan hanya rangkaian fakta yang tersusun menjadi sebuah kalimat, paragraf, tayangan, dan siaran. 

Ia juga merupakan resperentasi dari pikiran dan sikap penulis, kameramen, asisten redaktur, redaktur, produser, dan editor, plus kebijakan redaksi yang tertuang dalam editorial atau tajuk rencana. Minimal segala latar belakang budaya, pergaulan, dan pendidikan wartawan sangat mempengaruhi bagaimana fakta dikonstuksi dalam sebuah berita. Fakta yang hanya ditulis apa adanya akan kering gaya dan tidak nyaman dibaca. Gaya menyajian ini pula membuat berbagai warna. 

Dengan demikian, mulai dari mencari, menemukan, dan menkonstruksi fakta, wartawan sudah dikonstruksi dengan berbagai hal yang tidak netral dan independen. Ada tiga pertimbangan sebuah peristiwa menjadi berita di media, yaitu ideologis, politis, dan bisnis. Pertimbangan ideologis terjadi karena faktor pemilik atau nilai-nilai yang dihayatinya. 

Pertimbangan politis berangkat dari kenyataan bahwa pers tidak terlepas dari kehidupan politik. Apalagi pers adalah disebut sebagai pilar keempat demokrasi (the fourth estate of democracy). Sedangkan kepentingan bisnis berkaitan dengan pemasukan dari iklan. Ketiga pertimbangan itu juga berpengaruh pada sudut pandang berita. Disinilah kebijakan redaksi menentukan arah sebuah berita. Makanya tidak ada berita yang netral, tuna-ideologi, dan tanpa kepentingan. Sebab berita, seperti produk media lain. Merupakan hasil seleksi dan rekonstruksi.

BAHASA DAN KONSTRUKSI REALITAS MEDIA 

Manusia adalah makhluk yang berbahasa. Dengan bahasa manusia melakukan komunikasi. Menurut Poepoprodjo yang dikutip Alex Sobur, hakikat bahasa adalah bahasa penutur (lisan). Ia didengar bukan ditulis dan dilihat. Selain untuk komunikasi, bahasa merupakan ekspresi dari sikap, pikiran, dan gagasan yang dimiliki seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun