Ketujuh, media dengan dingin bersifat netral terhadap posisi-posisi moral dan pesan-pesan spiritual.Â
Kedelapan, media kuat karena teknologi tinggi, tetapi lemah karena antropologi kultural.Â
Kesembilan, dalam dunia kita media memainkan peran kunci dalam masalah internasional dan akan terus meningkatkan peran tersebut.Â
Â
KONSTRUKSI REALITAS MEDIA
 Media massa dengan segala perangkat dan kelengkapannya bukan lagi merupakan kebutuhan masyarakat kontemporer. Ia adalah urut nadi dan kesadaran. Tidak ada ruang hampa yang lepas dari pengaruh media massa, baik itu negatif ataupun positif bahkan biasa dikatakan bahwa media massa merupakan sesuatu yang given.
 Menurut Akbar S. Ahmed ada beberapa karakteristik media. Pertama, media tidak setia dan tidak ingat teman. Kedua, media memperhatikan warna kulit dan pada lahirnya bersifat rasis. Ketiga, media adalah pengabdian diri dan bersifat sumbang. Keempat, media massa telah menakhlukan kematian. Kelima, pada dasarnya media bersifat demokratis dan mewakili masyarakat umum. Keenam, media telah membuat fakta menjadi lebih asing daripada fiksi, sehingga fiksi lebih enak dilihat dan didengar.Â
Ketujuh, media dengan dingin bersifat netral terhadap posisi-posisi moral dan pesan-pesan spiritual. Kedelapan, media kuat karena teknologi tinggi, tetapi lemah karena antropologi kultural. Kesembilan, dalam dunia kita media emmainkan peran kunci dalam masalah internasional dan akan terus meningkatkan peran tersebut.Â
Sejak kemunculan internet, plus kemudahan mengaksesnya, berbagai aspek kehidupan masyarakat berubah secara drastis dan dramatis. Internet juga sering disebut konvergasi media dan media internal. Kemunculan media akses yang berbasis internet kian mempertajam efek media.
 Internet memiliki memampuan yang belum ada sebelumnya untuk mengembangkan bentuk baru relasi sosial dan untuk mendeskripsikannya melalui kebaruan interaktivitas. Karena itu, internet kini telah menjadi sumber individu bebas dan kelompok kecil dalam dunia egalitarian yang didalamnya individu tidak dirintangi oleh batasan bangsa, kelas, gender, atau properti. Setelah media cetak dan elektronik menghegemoni masyarakat dalam beberapa dekade terakhir, kini internet menjadi biang arus informasi. Harus diakui internet menciptakan kebebasan individu yang tidak pernah ada dan terbayangkan sebelumnya. Tanpa sekat kultural apapun (termasuk sekat etnis, ras, agama, geografis, dan strata sosial) individu bebas melakukan aktifitas diruang cyberpublik. Ia bebas berpendapat, berekspresi, dan berserikat tanpa ketakutan. Dalam situasi dan kondisi ini, kontrol etika dan moral cenderung mengendur.
 Etika sosial dari keluarga, masyarakat, negara, dan institusi formal lain yang selama ini mengikat dan membatasi ruang gerak akan memudar. John Perry Barlow melihat internet sebagai keterputusan yang membebaskan diri dari semua bentuk kekuasaan negara yang akan mencoba meregulasinya.Â