Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Joki Tugas Hingga Skripsi, Apa yang Salah dengan Pendidikan Kita?

31 Juli 2024   10:47 Diperbarui: 31 Juli 2024   13:39 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi joki tugas sekolah -- foto : kompas.com

Karena mungkin baru sadar waktu yang sudah mepet tadi makanya skripsinya mau di outsource saja. Sayangnya tinggal sekitar 10 harian saja waktu pengerjaannya alias seperti mission imposible. Ringkasnya, kawan ini tidak bisa membantu karena memang waktunya pengerjaannya yang mepet dan sehari-hari dia harus bekerja kantoran juga. 

**

Seseorang dengan "profesi" joki tugas maupun joki skripsi memang sudah banyak yang melakoninya.Bahkan bisa dikatakan sudah rahasia umum ada yang profesinya demikian.

Seorang teman kantor saya mengaku pernah menjadi joki usai dia lulus sarjana dan belum mendapatkan pekerjaan tetap. Menjadi joki skripsi dianggapnya sebagai bagian dari caranya bertahan hidup dengan mengerjakan tugas skripsi kawan-kawannya yang belum lulus saat itu. pekerjaan ini sempat dilakoninya beberapa waktu sampai akhirnya dapat pekerjaan tetap dan diapun berhenti.

Beberapa waktu lalu juga sempat membaca di sebuah media, dua orang menjadi joki tugas khususnya tugas anak SMA dan tugas anak kuliahan.

Keduanya juga masih kuliah di semester awal dan sudah mengerjakan "profesi" ini sejak mereka duduk di bangku SMA. Awalnya dari mulut ke mulut saja tapi kemudian sejak duduk di bangku kuliah mereka mulai serius dengan pekerjaannya ini. Salah satu media promosi mereka melalui aplikasi X atau Twitter. 

Aplikasi X dianggap sangat mudah apalagi dibantu dengan hasteg yang tepat sehingga "klien" mudah mencari mereka. Dengan biaya yang cukup terjangkau, merekapun dengan mudah mendapatkan pelanggan baru dari pekerjaannya ini. 

Intinya demand dan supply memang memainkan peranan besar dalam kasus perjokian ini.

Apa yang salah dengan pendidikan kita?

Pertanyaan ini cukup membuat penasaran, apalagi bila mendengar akhir-akhir ini masalah perjokian baik tugas, skripsi bahkan sampai tugas yang lebih berat seperti tesis, dianggap sesuatu yang normal dan tidak tabu lagi. Bahkan, iklan mengerjakan berbagai hal akademik tersebut bisa dengan mudah kita temukan di media sosial.

Dengan kedok, bimbingan sampai ya memang terang-terangan menyediakan jasa pengerjaan berbagai tugas akademik dengan biaya yang reltaif terjangkau.

Maraknya joki tugas dan skripsi, bukan hanya membuktikan tidak ada lagi budaya malu ketika pekerjaan dikerjakan orang lain dan diakui sebagai hasil pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun