Menurut neneknya, IZ juga inginnya masuk SMK .Bukan SMA.Alasannya ya itu,biar nanti tak perlu kuliah lagi dan bisa langsung diaplikasikan ke dunia kerja.
Menghubungi Banyak Teman
Dari neneknya, saya tahu IZ sebenarnya ingin sekali masuk SMK yang dekat rumahnya saja. Katanya biar bisa sekolah jalan kaki dan tak perlu biaya lagi buat transportasi. Namun tentu ini berbayar.
Walau SMK yang pilihnya bukan SMK mentereng dan berbiaya besar. Biayanya bahkan bisa dikatakan sangat terjangkau untuk ukuran sebuah sekolah di perkotaan di Jawa Barat.
Brosur sudah diambil jauh-jauh hari. Mereka menyebutkan sejumlah angka buat bayaran. Namun tentu tetap tak ada biayanya buat masuk ke sekolah ini.
Saya berembuk sama suami dan adik saya. Kami sepakat untuk membantu IZ buat tetap sekolah. Tapi bagaimana caranya?
Kami terpikir membuka open donasi terbatas, karena jujur kami juga tak memilki dana lebih saat itu apalagi anak-anak di rumah juga butuh biaya tahun ajaran baru.
 Adik saya yang jago desain malam itu juga langsung membuat flyernya. Saya bertugas membuat konten sederhana di blog tentang "kegiatan" ini dan memulai dengan menghubungi beberapa teman dekat saja via broadcast WA. Namun memang tetap saya pasang juga flyer tersebut di status WA.
Tanpa disangka, sejumlah teman merespon positif gerakan ini. Hanya dalam jangka waktu 3 hari, donasi ditutup karena uang sudah mencukupi. Tidak kami buka lebih banyak lagi karena memang kebutuhannya sesuai biaya pendaftaran saja. Itupun masih sisa dan digunakan juga buat membayar SPP sampai Agustus.
Alhamdulillah, manfaat internet benar-benar dirasakan. Internetnya Indonesia menghubungkan teman-teman di Indonesia bahkan seorang sahabat di Honggaria juga mengirimkan donasinya.
Pertengahan Juni lalu, IZ ditemani ibunya sudah membawa berkas ke sekolah barunya untuk pendaftaran. Sedangkan uang pendaftaran langsung ditransfer ke tata usaha sekolahnya. Bismillah, IZ akan membuka gerbang masa depan yang lebih baik dengan sekolah !