Kalau sudah terjadi seperti itu, rumah tangga terasa simalakama. Dilanjutkan akan saling menyakitkan, namun berhenti dan menyerah bukan tujuan awal menikah.
Meski Novel dan Film  Critical Eleven hanyalah fiksi, saya yakin konflik ceritanya sangat dekat dengan banyak pasangan di dunia nyata. Sulitnya memahami orang yang bahkan sudah satu ranjang tempat tidur, membuat masalah menjadi semakin rumit.
Namun jangan khawatir, setiap film tentu mempunyai ending cerita. Dimana penonton bisa mendapatkan hikmahnya. Pelajaran berharga yang bisa saja diterapkan dalam kehidupan nyata agar kita mampu menyelami perasaan pasangan, dan menyelamatkan pernikahan.
Pemilihan Pemeran yang Tepat
Selain cerita yang kuat, tentu dengan menonton trailer filmnya, saya sudah merasa ini adalah jaminan film Indonesia yang berkualitas karena menampilkan Reza Rahadian (Ale) dan Adinia Wirasti (Anya) sebagai  pemeran utama.
Chemistry mereka sebagai pasangan juga benar-benar tak terbantahkan. Mungkin karena mereka sudah pernah menjadi pasangan di dua film sebelumnya, Jakarta Maghrib (2011) dan Kapan Kawin? (2015). Sehingga tidak sulit membangun kembali chemistry dalam film ini.
Kualitas Gambar dan Soundtrack yang Bagus
Dalam film yang berdurasi 2 jam 10 menit ini, mata penonton juga akan dimanjakan dengan sinematografi yang indah dipandang. Saya memperhatikan kualitas gambar film-film Indonesia tahun 2016 ke atas sudah bagus sekali. Menjadi alasan tambahan untuk menikmati film-film lokal.
Lokasi syutingnya dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu New York - Amerika Serikat, Lamongan - Jawa Timur dan Jakarta. Khusus di Newyork gambar yang diambil benar-benar memikat, terutama patung Liberty, ikon New York yang tak luput menjadi perhatian. Â Ditambah dengan latar belakang lagu dari The Kloons -- Only on New York menjadikan penonton ikut terhanyut dalam hubungan asmara Ale dan Anya.
Beberapa alasan yang saya jabarkan diatas membuat saya berani memberikan rating 4.5/5 untuk film Indonesia dengan Genre Drama-Romantis.