Karena jam sudah berdekatan dengan waktu ishoma (istirahat, sholat dan makan siang), sebelum ke rumah ibu Oyok, kita mampir sebentar untuk isi perut dulu sekalian icip makanan di salah satu resto disana. Â
Nah, tibalah kita di Dramaga Station. Rumah makan bernama pondok lesehan Kampung Kuring Dramaga. Menurut mba Nisa restoran ini merupakan restoran terkenal karena rasanya yang asoi. Kalau menurut saya, sambalnyalah yang membuat makan siang itu jadi sedap. Sampai-sampai waktu itu kita kekurangan sambal.
Usai makan kami bergerak menuju rumah ibu Oyok yang terletak tak jauh dari Pasar Dramaga. Kedatangan kami disambut baik oleh ibu Oyok dan keluarga.Â
Ibu Oyok menjelaskan tentang kisahnya menjadi pengolah manisan pala. Ibu Oyok sendiri sudah mengolah pala sejak tahun 1982 meneruskan usaha orangtuanya yang juga sudah mengolah pala sebelumnya.
Ceritanya, waktu hanya ada pala di Bogor yang mampu dia olah. Bermodalkan empat ratus ribu rupiah pada zaman itu beliau dapat memproduksi 50 kg manisan pala. Buah pala waktu itu dibeli dari daerah Ciapus, Kelapa Tujuh dan beberapa daerah lainnya.
Rumah bercat warna hijau yang kami kunjungi hari itu. Pula menghidupi kelima anaknya yang sekarang di antaranya empat anak sudah berkeluarga.
Selain membuat manisan lada, ibu Oyok memiliki kebun berisi tanaman, termasuk pala di dalamnya. Jika permintaan lagi sepi karena permintaan pala berlangsung pada waktu tertentu seperti saat lebaran dan tahun baru maka ibu Oyok mengurusi kebunnya.Â
Pada saat ramainya dalam tiga bulan ibu Oyok sendiri dapat memproduksi  hingga satu ton manisan pala.
 Dari daging buah pala yang sepat menjadi manisan pala yang bermanfaat