Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelajah Tiga Museum, Kekayaan Bangsa dan Semangat Nasionalisme Pendahulu

18 Agustus 2017   18:07 Diperbarui: 19 Agustus 2017   07:23 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita sedang menunggu bus tingkat pariwisata I Dokumentasi pribadi

img20170813110150-5996c8da4869323498314222.jpg
img20170813110150-5996c8da4869323498314222.jpg
Sekolah ini dikemudian hari dipakai menjadi Sekolah Asisten Apoteker dan Sekolah Menengah Atas. Oleh pemerintah DKI Jakarta museum ini selesai dipugar pada 20 Mei 1973.

Waktu kami berkujung suasana sekolah kedokterannya masih kental sekali. Tidak terbayang bagaimana mahasiswa belajar di sekolah kedokteran dengan peraturan yang sangat ketat. Selain pintar,mereka pasti kuat. 

Bayangkan ukuran peralatan kedokteran jaman dahulu amat sangat besar! Pada saat memasuki kamar asrama, ada koper jadul di bawah setiap tempat tidur.  Mengingatkan saya pada sebuah koper lama milik kakek. 

Suasana kelas kentara sekali akan keutamaan kaum adam dalam memperoleh pendidikan. Namun di museum ini pula saya bertemu Ibu Dewi Sartika, perempuan pelopor pendidikan. Juga Ibu Kartini,  perempuan yang mendedikasikan dirinya mengabdi mempertahankan hak-hak perempuan.

Patung Suasana kelas Sekolah Dokter Bumi Putera I Dokumentasi pribadi
Patung Suasana kelas Sekolah Dokter Bumi Putera I Dokumentasi pribadi
Perumusan Naskah Proklamasi

Jika museum sebelumnya berbentuk sekolah, Museum Perumusan Naskah Proklamasi bentuknya rumah berlantai dua. Ada  ruang tamu, ruang makan, kamar mandi yang luas lengkap dengan kloset duduk, wastafel, bathup. Masih ada bekas cerobong asap untuk mengeluarkan asap dari dapur---kalau saya tidak salah.

Museum bergaya arsitektur Eropa (Art Deco) ini berdekatan dengan Taman Suropati. Dapat dijangkau menggunakan bus transjakarta Pulo Gadung-Grogol, Kampung Melayu-Grogol, dan Bus PPD 23 Kampung Melayu-Grogol. Kami kesana menggunakan kendaraan roda empat yang dipesan secara online.

Disinilah para proklamator merumuskan naskah proklamasi yang memerdekakan bangsa Indonesia. Saat itu rumah ini dihuni oleh Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang.

Maeda memberikan ijin rumahnya dipakai oleh para proklamator merumuskan naskah proklamasi. Tepat pada dini hari pukul 03.00 WIB naskah proklamasi dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr, Ahmad Soebardjo.

Ruang Perumusan Naskah Proklamasi I Dokumentasi pribadi
Ruang Perumusan Naskah Proklamasi I Dokumentasi pribadi
Kami bisa menyaksikan langsung empat tempat penting dalam rumah Laksamana Maeda ini untaian naskah proklamasi hingga sah. 

Ruang pertemuan, tempat Laksamada Tadashi Maeda menerima Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad di rumahnya pada pukul 22.00 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun