Soalnya mereka yang bercerita sore itu sudah tua. Ampunn... maksud saya sudah dewasa. Saya tangkap mereka penulis berpengalaman oleh asam garam pahit manis getirnya kehidupan masa lalu. Makanya mereka penuh ide. Pengalaman dan ide toleransi itu dituangkan dalam tulisan mengajak yuk jangan lupa bertoleransi. Ini budaya bangsa kita lho...
Kangen belajar di sekolahan yang sering disuruh buat rangkuman oleh guru. Beberapa peserta juga berasal dari kalangan guru, ada Pak Teha dan Mba Erni. Berikut rangkuman ngoplah menurut versi saya:Toleransi tidak melulu tentang agama tapi tentang menghargai perbedaan yang ada, menerima kekurangan dan kelebihan, memperlakukan orang lain seperti diri ingin diperlakukan dan mengingat bahwa semua manusia setara. Kadang-kadang kita lupa, saya seringkali tapi mari saling mengingatkan.
Penutup dari saya: karena saya bukan siapa-siapa maka saya ikut kegiatan kompasiana supaya dapat ide dan bahan tulisan. Kalau udah ada ide dan bahan, meski agak lama tulisan pun muncul. Soalnya musti putar otak dulu.
Itu ajja, maaf buku Intoleransi pada saya cuma satu gak bisa dibagi.
#Met wiken all:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H