Kata passion tampaknya telah begitu banyak digunakan dalam sehari-hari kehidupan kita. Faktanya, banyak orang pasti akan menggunakan kata ini untuk menyebut suatu keinginan tertentu yang ingin kita kejar dalam hidup kita. Kata orang, passion bisa membantu kita mendapatkan kebahagiaan dalam hidup karena kita melakukan sesuatu yang kita sangat suka dengan ketulusan.
Pasti itu karena kita perlu menemukan gairah tertentu dalam hidup kita yang mendorong kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Keinginan besar semacam itulah yang membuat banyak orang terus memakai kata passion untuk menyebut keinginan besar yang ingin kita capai dalam hidup.
Dalam film Soul oleh yang dirilis oleh Pixar pada 25 Desember 2020 lalu, passion menjadi sebuah tema utama yang diangkat di film ini. Bisa ditonton di Disney+, film ini bisa dinikmati juga dalam subtitle yang memakai bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, sesuai preferensi anda. Nah, seperti apa passion sendiri dijelaskan dalam film ini?
Secara garis besarnya, film ini menceritakan seorang guru musik SMP yang bernama Joe Gardner yang bermimpi untuk bisa menjadi seorang anggota grup musik jazz terkenal di Kota New York. Sebagai seorang guru musik yang passionate dengan pekerjaannya, dia tidak henti-hentinya mengajar dengan penuh semangat.
Ketakutan karena sekarang jiwanya terpisah dan dia tidak bisa menjadi musisi jazz seperti yang dia mau, dia sekarang putus asa untuk mencari cara supaya bisa kembali ke Bumi dan mewujudkan impiannya itu.
Kebahagiaan dan Passion
Sebagai seorang musisi yang passionate, Joe percaya bahwa musik adalah kebahagiaan hidupnya yang paling penting. Mengikuti jejak ayahnya yang juga seorang musisi, dia ingin bisa menjadi seseorang yang sama hebatnya seperti ayahnya dan untuk bisa membuktikan pada ibunya bahwa dia bisa mendapatkan penghidupan yang stabil lewat bermusik.
Sejak sadar kalau dia suka dengan pekerjaan itu, Dez begitu menikmati pekerjaannya sebagai tukang potong rambut karena dia merasa bahagia. Dalam sesuatu yang tampaknya sepele, Joe tidak pernah tahu bahwa kebahagiaan bisa datang dari situ.
Jika dilihat-lihat, tampaknya passion dan kebahagiaan memang berbanding lurus! Namun, apakah memang selalu seperti itu?
Obsesi dan Passion Pribadi
Dalam tulisan ini, bisa kita lihat bahwa seseorang yang sangat suka dengan lari pagi bisa jadi kesal dan marah seharian jika dia tidak lari pagi. Secara perlahan, obsesi semacam ini mulai berdampak pada kehidupan sehari-harinya. Bahkan sekalipun ada hujan deras atau badai salju yang bisa saja mencelakakan, orang dengan obsesi terhadap lari pagi tidak akan mementingkan keselamatannya sendiri.
Di film Soul, mereka yang termakan obsesi digambarkan seperti monster bertubuh kelam (Lost Souls) yang tampak begitu obsesif pada kesukaan mereka. Di dunia nyata, mereka digambarkan seperti orang yang kecanduan dengan pekerjaan kantornya atau tindakan lain yang hanya merugikan mereka sendiri pada akhirnya.
Dua Sisi Koin yang Berbeda
Sepanjang cerita film ini, baik Joe dan 22 kemudian menyadari bahwa pada suatu saat, passion bukanlah segalanya dalam hidup ini. Jika kita memiliki suatu passion yang hanya akan merusak hidup kita, mungkin sudah waktunya kita mencari sesuatu yang baru. Mungkin itu bisa seperti mencari pekerjaan baru, hobi baru, dan sebagainya!
Kebahagiaan tidak akan pernah hanya datang dari satu passion saja, dan itulah yang kemudian Joe dan 22 temukan dalam perjalanan mereka. Sama seperti Dez, dia menyadari bahwa kebahagiaan bisa datang dari sesuatu yang bahkan tidak pernah dia tahu sebelumnya.
---
Pada akhirnya, bayangkan passion sebagai 2 sisi koin yang berbeda: sisi yang bisa memberi kebahagiaan atau kerusakan bagi kita. Tanpa kendali terhadap diri sendiri, apa yang membuat kita senang malah justru bisa merusak diri kita sendiri di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H