Jika dilihat-lihat, tampaknya passion dan kebahagiaan memang berbanding lurus! Namun, apakah memang selalu seperti itu?
Obsesi dan Passion Pribadi
Dalam tulisan ini, bisa kita lihat bahwa seseorang yang sangat suka dengan lari pagi bisa jadi kesal dan marah seharian jika dia tidak lari pagi. Secara perlahan, obsesi semacam ini mulai berdampak pada kehidupan sehari-harinya. Bahkan sekalipun ada hujan deras atau badai salju yang bisa saja mencelakakan, orang dengan obsesi terhadap lari pagi tidak akan mementingkan keselamatannya sendiri.
Di film Soul, mereka yang termakan obsesi digambarkan seperti monster bertubuh kelam (Lost Souls) yang tampak begitu obsesif pada kesukaan mereka. Di dunia nyata, mereka digambarkan seperti orang yang kecanduan dengan pekerjaan kantornya atau tindakan lain yang hanya merugikan mereka sendiri pada akhirnya.
Dua Sisi Koin yang Berbeda
Sepanjang cerita film ini, baik Joe dan 22 kemudian menyadari bahwa pada suatu saat, passion bukanlah segalanya dalam hidup ini. Jika kita memiliki suatu passion yang hanya akan merusak hidup kita, mungkin sudah waktunya kita mencari sesuatu yang baru. Mungkin itu bisa seperti mencari pekerjaan baru, hobi baru, dan sebagainya!
Kebahagiaan tidak akan pernah hanya datang dari satu passion saja, dan itulah yang kemudian Joe dan 22 temukan dalam perjalanan mereka. Sama seperti Dez, dia menyadari bahwa kebahagiaan bisa datang dari sesuatu yang bahkan tidak pernah dia tahu sebelumnya.
---
Pada akhirnya, bayangkan passion sebagai 2 sisi koin yang berbeda: sisi yang bisa memberi kebahagiaan atau kerusakan bagi kita. Tanpa kendali terhadap diri sendiri, apa yang membuat kita senang malah justru bisa merusak diri kita sendiri di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H