Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pengertian dari kepemimpinan yaitu antara lain :
1. Joseph C. Rost., 1993 kepemimpinan adalah Sebuah hubungan yang saling mampengaruh diantara pemimpin dan pengikut yang      menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama dengan berlandaskan pada fungsi-fungsi manajerial .
2. Robbins, 2010 kepemimpinan adalah Kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan dengan mendasari       pada fungsi-fungsi manajerial.
3. Gibson, 2009 kepemimpinan adalah suatu Upaya menggunakan  berbagai  jenis  pengaruh  yang bukan paksaan untuk memotivasi     anggota organisasi agar mencapai tujuan tertentu.
4. Harold Koontz, Cyril O’Donnel dan Heinz Weihrich, 1988, kepemimpinan adalah Seni/proses mempengaruhi orang (anggota           organisasi) sehingga berusaha mencapai tujuan organisasi dengan kemauan dan antusiasme yang tinggi.
5. Lussier, 2005, kepemimpinan adalah Proses mempengaruhi pihak lain untuk bekerja lebih baik guna mencapai tujuan .
6. Greenberg dan Baron, 2010, kepemimpinan adalah Proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi ang- gotanya untuk              mencapai tujuan kelompok/organisasinya.
         Sesudah kita  memahami  makna  kepemimpinan  secara  umum,  maka ada baiknya kita mengembangkan pemahaman mengenai kepemimpinan manajerial. Kepemimpinan mana- jerial merupakan proses mempengaruhi anggota / bawahan  (dari subjek / dalam hal ini  seorang  pemimpin)  melalaui  proses manajerial (dengan perencanaan, pengorganisasian, pendelegasian, pelaksanaan (pengarahan, koordinasi, dan komunikasi), penganggaran (budgeting) serta pengawasan atau pengendalian )) dengan motivasi yang tinggi agar anggota / bawahannya bersedia mengikuti apa yang diharapkan subjek/ pemimpin untuk mencapai tujuan bersama.
         Para pemimpin besar yang berhasil mengubah organisasinya menjadi organisasi yang besar dan dikenal luas di seluruh dunia, memulai kepemimpinannya dari ruang lingkup yang kecil. Dalam perjalanan kepemimpinannya, banyak menemui hambatan dan tantangan, sehingga mereka bisa mengambil hikmah dari setiap tantanagan dan hambatan yang dihadapi untuk menuju pada kesuksesan. Sebagian besar orang mengalami hal ini, dimana dia tidak menyadari ketidakmampuannya sebagai pemimpin dan tidak memiliki kemampuan dalam hal kepemimpinan. Pada tahap ini, dia menyadari ketidak mampuannya dan mencari cara bagaimana agar dapat terampil menjadi pemimpin, misalnya: membaca buku-buku  kepemimpinan,  mengikuti  berbagai pelatihan kepemimpinan, sehingga lambat laun dia menyadari apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menjadi pemimpin yang handal.
        Beberapa hak yang dimiliki oleh pemimpin dalam sebuah organisasi adalah kekuasaan dan wewenang. Dengan memiliki kedua hak tersebut, bukan berarti pemimpin dapat bertindak semaunya sendiri untuk mencapai tujuannya, namun di balik kedua hak ini, justru harus disadari oleh tiap pemimpin, bahwa kedua hak tersebut harus diaplikasikan dalam organsasi yang dipimpinnya secara tepat dan benar agar tidak terjadi masalah di kemudian hari atau bahkan menjadi bumerang bagi pemimpin itu sendiri. Masalah dapat saja timbul ketika seorang pemimpin menggunakan kekuasaan dan wewenangnya tanpa melihat situasi dan kondisi anggota. Pemimpin yang bijak akan selalu belajar memahami apa yang diharapkan oleh anggota- anggotanya dengan senantiasa berpegang pada niat yang mulia untuk meraih tujuan dan kepetingan organisasi bersama-sama.
        Seorang pemimpi harus mengerti apa yang di maksudkan kekuasaan dan wewenang sebelum memimpi. Kekuasaaan adalah kapasitas seseorang untuk mempe- ngaruhi dalam pembuatan keputusan.  Kekuasaan  timbul  karena: expert power, referent power, reward power, legitimate power. Kekuasaan merupakan bagian dari wewenang. Wewenang adalah hak untuk bertindak atau memerintahkan orang lain ke arah pencapaian tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2001). Inti kepemimpinan yang efektif adalah pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku anggota / bawahan. Hingga saat ini baru ada sejumlah kecil penelitian mengenai hubungan antara kekausaan pemimpin dan efektivitasnya. Dalam kebanyakan penelitian tersebut, diklasifikasikan ke dalam pengertian taksonomi yang dikembangkan oleh J. R. P. French Jr. dan B. Raven pada tahun 1959 (Timpe, 1991).