Mohon tunggu...
ENISABE WARUWU
ENISABE WARUWU Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

YER. 17:7 DIBERKATILAH ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN DAN YANG MENARUH HARAPANNYA PADA TUHAN.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keprofesionalan Guru untuk Membimbing dan Mengarahkan Anak Sekolah Minggu

9 Maret 2022   20:04 Diperbarui: 9 Maret 2022   20:12 3000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KEPROFESIONAL GURU  UNTUK MEMBIMBING DAN MENGARAHKAN ANAK SEKOLAH MINGGU

BAB   I

PENDAHULUAN 

LATAR BELAKANG

Seorang pemimpin adanya tugas  mengarahkan anggotanya dalam  sebuah organisasi yang melalui peningkatan kompetensi dan kerjasama. Proses kepemimpinan yang akan berlangsung efektif apabila pemimpin memiliki  suatu kemampuan dalam memberikan motivasi kepada anggotanya, memiliki suatu kemampuan komunikasi yang baik, dan kemampuan mendelegasikan kewenangannya secara yang efektif.[1] 

Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam suatu relasinya dengan guru-guru sekolah minggu harus mampu memberi sesuatu motivasi melalui komunikasi yang baik dengan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kinerja para guru sekolah minggu. 

Anak sekolah minggu adalah suatu kegiatan ibadah anak-anak yang diadakan pada hari sabat atau hari minggu. Banyak denominasi orang kristen yang memberi pengajaran keagamaan atau firman tuhan kepada anak-anak sekolah minggu

Biasanya para anak sekolah minggu yang diadakan dalam gereja dan tidak tertutup kemungkina bisa diadakan di rumah-rumah. Seorang guru yang mengajari anak sekolah minggu yaitu orang yang berasal dari agama kristen awam yang sebelumnya mengikuti pelatihan atau penataraan tentang pembelajaran anak sekolah minggu. Guru sekolah minggu adalah seorang pengajaran kristen yang sudah terpanggil secara rohani atau seorang yang beriman  untuk bisa mengajar anak-anak sekolah minggu. 

 Pendidikan terhadap anak-anak adalah sesuatu hal yang sangat terpenting karna akan memengaruhi  pada saat mereka sudah dewasan. Selain dari pada itu, anak-anak adalah penerus dari generasi kita pada saat ini makan dengan itu guru sekolah minggi mencari cara yang lebih baik lagi untuk membimbing atau mengarahkan  anak-anak sekolah minggu melalui dengan firman Tuhan. begitu pula di dalam gereja, anak-anak sekolah minggu sekarang yang ada didalam gereja adalah  menjadi pemimpin ataupun pelaku-pelaku yang akan melanjutkan penerus suatu gereja dan yang akan terus membawa berita tentang kerajaan Allah. 

Pengajaraqn kepada anak-anak harus memperhatikan keadaaan, tidak disamakan dengan mengajar orang-orang yang sudah dewasa. Seorang guru dituntun untuk mengetahui sifat anak-anak sekolah minggunya , jika seorang guru tersebut tidak mengetahui keadaan anak maka seorang anak tersebut tidak dapat menerima ajaran dari guru.

 Seorang guru sekolah minggu mempunyai banyak cara untuk bisa mengenal dan mengetahui kemauan anak-anak sehingga mereka lebih suka belajar atau mendengarkan firman Tuhan yang diajarkan.sekolah minggu merupakan saranan yang dibentuk oleh instansi pada gereja itu sendiri, dan juga merupakan suatu sarana yang sangat penting untuk membina dan mengarahkan tentang kerohanian anak-anak, agar mereka bisa mengenal ddan mendalamin firman Tuhan lebih mendalam lagi dan juga mengenal yesus kristus sebagai jurus selamat kita yang  secara pribadi  sejak dini melalui Firman Tuhan di dalam sebuah Alkitab.

  Dalam melaksanakan tugas Seorang guru sekolah minggu tidah mudah membalikan telapak tangan saja namun mereka memiliki peranan untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada anak-anak.  

Sebelum melaksanakan tugas dalam melayani anak sekolah minggu seharusnya ada persiapan yang sangat mantap karena tanpa adanya persiapan seorang guru tidak bisa menyampaikan suatu kebenaran Firman Tuhan kepada anak-anak. 

Kemudian, mempersiapkan segala sesuatu apa saja yang dibutuhkan pada saat mengajar termasuk kesiapan hati dan jiwanya dalam mengajarkan atau menyiapakan suatu kkebenaran Firman Tuhan kepada anak-anak sekolah minggu. 

Dan tentunya sebelum mengajar, guru sekolah minggu harusnya memikirkan apa metode yang digunakan pada saat mengajar atau strategi  apa yang hendaknya digunakan agak hendaknya anak-anak dapat belajar lebih efektif lagi. 

Dengan melakukan hal yang baik itu, maka guru sekolah minggu akan dibekali dengan kesiapan yang matang dalam menjalankan dan melakukan tugasnya dalam pelayanan.

 Namun dengan demikian didalam suatu pelayanan guru sekolah minggu banyak rintangan dan hambatan yang perlu dan seharusnya di dapatkan dalam menyampaikan suatu kebenaran Firman Tuhan, sehingga firman yang disampaikan kadang tidak diterima dengan baik oleh anak-anak sekolah minggu . 

kurangnya perhatian kepada anak-anak akan menjadi suatu hambatan yang besar bagi seorang guru karena anak-anak tersebut tidak bakalan mereka hargai apa yang guru sampaikan. Maka, untuk itu guru sekolah minggu harus memiliki metode atau strategi yang baik kepada anak-anak dan juga harus memberi perhatian kepada anak-anak sekolah minggu.

 TUJUAN 

 Suatu tujuan dari penulisan ini adalah untuk meningkatkan perhatian kepada anak-anak sekolah minggu dan juga guru sekolah minggu dapat membimbing dan mengarahkan anak sekolah minggu dengan baik melalui kebenaran firman Tuhan supaya anak-anak bisa mengikuti ibadah dan bisa mengenal Yesus sebagai jurus selamat. Agar bisa membantu anak-anak memahami Firman Tuhan yang disampaikan . 

Agar dapat terciptanya  suatu kegiatan yang pembelajaran yang efesien, maka dengan itu guru sekolah minggu harus mampu menarik perhatian anak-anak sekolah minggu dan menciptakan suatu suasana yang baru atau yang menyenangkan seingga anak-anak tidak bosan dengan pemeblajaran tersebut atau suasana tersebut dan mereka bisa belajar dengan baik. Tugas dari seorang guru sekolah minggu adalah mendidik anak-anak sekolah minggu, memberitakan Firman Tuhan, membantu orang tua untuk mengenalkan Tuhan kepada anak-anak.

 RUMUSAN MASALAH 

 Seorang guru ketikan mengajari anak-anak pasti banya sekali yang mereka hadapi, kadang seorang guru mengeluh tapi itu suatu kewajiba dalam melayani. Terkadang guru sekolah minggu kena sorotan dari orangtua karena  menegur anak tersebut. Hal ini, sering terjadi jika seandainya anak-anak melapor pada orangtua jika ia ditegur mungkin anak tersebut nakal , pada saat gurunya menegur langsung di kastau pada orangtuanya. 

Untuk itu, kepada orang tua lebih banyak memperhatikan tinggkah laku anaknya masing-masing dalam hal tersebut. Anak-anak tidak menerima ajaran dari guru karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Untuk itu seorang guru mempunyai hati yang sabar untuk mengahadapi masalah-masalah tersebut dan juga tetap kuat melayani. 

Ada jemaat yang tidak menghargai pelayanan guru sekolah minggu , makan seorang guru perlu mengambil tindakan yang baik dan mempunyai segala cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Guru tidak mampu mengarahkan anak-anak karna terlalu bandel atau nakal.  Akan tetapi harus gimana lagi itu sudah pelayana untuk memberitakan Firman Tuhan kepada anak-anak. Guru memiliki motivasiyang kuat untuk melayani anak sekolah minggu. Diharapkan kepada guru sekolah minngu agar mampu menjadi guru sekolah minngu yang efektif dan bertanggungjawab dalam melakukan tugasnya.

 BAB II

PEMBAHASAN 

   A. UPAYA GURU MENGAJAR   SEKOLAH  MINGGU

       Metode mengajar  Anak Sekolah Minggu

 Firman Allah  berkuasa untuk menganuhgrakan hidup yang kekak untuk melengkapi kesejahteraan jiwa dan terang hidup bagi orang-orang kristen. Kuasa didalam Alkitab yang memberi dan membangun hidup, sepantasnyalah pekerjaan Kristen itu mencari segala “ladang” dan “tanah” , tempat pencarian suatu makanan atau kebutuhan yang digunakan. Hati yang lemah lembu yang di miliki oleh seorang guru atau manusia dan agak bersih dari suatu perumputan (kejahatan) merupakan tanah yang paling baik dan ladang yang baik untuk dijadikan tanah pengabaran injil kepada umat Allah. Dan tak seorangpun akan menyangkal bahwa anak-anak kecil yang di besarkam melalui rumah dan gereja Tuhan[2]. 

 Suatu pengajaran yang sistematis dan secara menyeluruh serta penyajian Roti hidup dengan teratur dan pada semua kelas dan tingkatan anak sekolah minggu, akan memberikan kehidupan kekal dan makanan rohani Sekolah minggu dengan suasana kelasnya akan membahas pelajaran yang bebas, dan tiada yang merupakan kesempatan yang sangat terbaik di dalam gereja untuk menanamkan Firman Allah yang berkuasa untuk tetap secara efektif dan kreaktif.

 Oleh karena itu, suatu kajian tentang upaya seorang guru anak Sekolah Minggu dalam meningkatkan suatu bimbingan  anak Sekolah Minggu dalam belajar Alkitab sangat diperlukan. Tujuan yaitu untuk mendorong guru Sekolah Minggu supaya tidak putus asa mengusahakan adanya cara-cara kreatif supaya motivasi anak Sekoah Minggu meningkat dalam belajar Alkitab[3]. Pendidikan merupakan sesuatu hal yang terpenting bagi manusia terutama bagi anak-anak  yang masih dibawah umur. 

Sarana yang digunakan biasanya digunakan untuk mendapatkan pendidikan biasanya melalui sekolah, tidak hanya dari sekolah saja bisa juga melalui dari gereja-gereja yang disampaikan oleh guru sekolah minggu melalui pengajaran-pengajaran Alkitab. Jika kita hidup tanpa pendidikan, maka kita tak akan mengenal ilmu pengetahuan seumur hidup kita.

Harapannya adalah agar setiap peserta didik atau anak-anak sekolah minggu hidup didalam nilai-nilai yang sudah ditanamkan, sehingga bisa menjadi andalan dimanapun mereka berada. Sekolah minggu merupakan kegiatan ibadah anak-anak khususnya indonesia yang diadakan pada hari minngu. 

Banyak orang denominasi kristen yang mengajarkan tentang kisah-kisah Alkitab didalam sekolah minggu. Biasanya sekolah minggu diadakan di dalam sebuah Gereja atau dirumah jemaat atau sebutan diluar kata  “sekolah minggu”. Guru yang mengajar biasanya yang terdiri dari orang-orang kristen yang sudah mengerti Alkitab. Biasanya diadakan pelatihan atau penataran sebelum bisa menjadi guru sekolah minggu. 

 Suatu bagian yang sangat terpenting di dalam suatu pelayanan kristen ialah suatu penerapan ajaran dan kebenaran kristen dalam kehidupan sehari-hari. Murit-murit sekolah minggu harus diterapkan bagaimana penerapan ajaran-ajaran Alkitab pada masalah-masalah praktis dalam hidup mereka dan bagaimana memperkenankan kehidupan kristus mengubahkan hidup mereka hari demi hari. dalam mengajar anak sekolah minggu, tugas seorang guru adalah memimpin (sesuatu kegiatan), mengajak (melakukan sesuatu hal), mengadakan (sesuatu kegiatan), menyiapkan (suatu hal). 

Dengan guru melakukan hal tersebut atau sudah menjadi hal tersebut hubungan guru sama anak menjadi hubungan yang mendominasi atau semakin dekat. Anak Sekolah Minggu itu dapat dipandang sebagai gereja masa depan, yang artinya tidak mungkin mengharapkan gereja yang maju dan berkembang jika pelayanan Sekolah Minggunya carut marut atau semakin menurun, terabaikan, dan bahkan tidak terus menerus. Salah satu pelayanan atau pendidikan  yang sangat penting dalam Sekolah Mingu adalah pelayanan pemberitaan Firman Tuhan (Alkitab)[4]. 

Kondisi idealnya yang jelas kepada  anak-anak Sekolah Minggu yang memberi motivasi dalam mengikuti acara Sekolah Minggu khususnya saat pemberitaan Firman Tuhan (Alkitab) yang disampaikan oleh guru sekolah minggu. Tetapi faktanya tidaklah selalu demikian, tidak jarang anak-anak Sekolah Minggu malah rame dan berbicara sendiri saat seorang guru Sekolah Minggu menyampaikan Firman Tuhan. 

Atau anak Sekolah Minggu merasa bosan dan jenuh ketika guru Sekolah Minggu menyampaikan cerita Alkitab, misalnya. Jika ini terjadi tentu anak-anak tersebut suka dengan metode guru yang diajarkan. Maka dengan itu, guru sekolah minggu harus mengenal lebih mendallam langkah-langkah mengajar anak sekolah minggu, guru tahu metode apa yang bisa digunakan pada saat mengajar anak-anak sekolah minggu.

 GURU ANAK SEKOLAH MINGGU PROFESIONAL 

 Kunandar (2009: 45) kata  profesional merupakan suatu kata yang dapat diartinya sebagai sesuatu bidang pekerjaan yang ingin dilakukan atau akan ditekuni oleh para pemimpin-pemimpi atau para guru.   profesional merupakan suatu jabatan atau pekerjaan seseorang tertentu yang menampilkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh atau  pendidikan  lebih luas yang dimiliki (Webstar,1989). 

Profesionalisme adalah kondisi ,arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang pemimpin atau para guru.[5] Kata ‘’profesional’’adalah kata sifat yang bersifat pencaharian suatu ilmu dan sebagai kata benda yang merupakan orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan lain  sebagainya. 

Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh para pemimpin atau yang sudah mempunyai keahlian dalam bagian tersebut dan bukan pekerjaan yang dilakuakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Menjadi guru sekolah minggu merupakan suatu keputusan yang penting. Meskipun pelayanannya hanya sehari atau beberapa jam saja, tetapi guru sekolah minggu yang luar biasa,  bukan hanya diharapkan untuk  menjadi pengajar yang baik, tetapi mempunyai  berkomitmen untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar sekolah minggu.  Guru harus mampu hadir secara konsisten dan berkomunikasi dengan anak-anak sekolah minggu dengan baik selama seminggu.[6]

 Seorang Guru Profesional adalah guru yang memiliki suatu komponen tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan. Guru profesional harus senantiasa menguasai bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar, serta senantiasa mengembangkan suatu kemampuan secara berkelanjutan, baik dalam segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalaman-pengalamannya. Sedangkan Profesionalisme guru adalah suatu kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan sesuatu yang menjadi suatu evaluasi pembelajaran.

 Sebagai seorang guru yang bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik baik dalam watak maupun sikap dan keterampilan muridnya, apa lagi dalam mengajar anak-anak sekolah minggu seharusnya lebih tau , mengenal dan memahami sifat anak-anaksekolah minggu. Guru dan juga anak-anak saling berbagi perasaan,  dan cerita lainnya, dan begitu pula dengan suatu  pikiran. 

Dengan sedemikian guru juga dapat memahami dunia anak-anak dan suatu pergumulan anak-anak, kemudian guru juga menyampaikan  berita injil atau Firman Tuhan kepada anak-anak dengan menggunakan bahasa anak-anak dan sesuai dengan dunia dan pergumulan anak-anak tersebut.  

 Menurut Fahmi, guru yang profesional adalah orang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan maksimal.[7] 

Menjadi sebagai  seorang guru diperlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang bisa memenuhi standar mutu atau normal tertentu serta memerlukan suatu pendidikan profesi keguruan. melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh guru anak  sekolah minggu  tersebut dapat menjadi upaya dalam rangka membantu anak-anak sekolah minggu  yang belum mengenal Yesus kristus menjadi lebih mengenal ketika anak-anak belajar melalui sekolah minggu, yang kualifikasinya belum terpenuhi menjadi mampu terpenuhi serta yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi. "Semoga kegiatan ini dapat membantu dan menjadikan guru yang belum profesional menjadi lebih profesional," dalam mengajar anak-anak sekolah minggu dan juga dalam hal mengarahkan atau membimbing melalui pemberitaan Firman Tuhan sesuai dengan ajara yang ditentukan.

 UPAYA GURU  DALAM  MEMBIMBING ANAK SEKOLAH MINGGU 

 Guru Sekolah Minggu yang seharusnya memberitakan Firman Tuhan dengan banyak variasi sehingga menarik minat anak-anak Sekolah Minggu dan mereka tidak bosan setiap penyampaikan firman Tuhan. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, seringkali kali seorang guru Sekolah Minggu terjebak pada penyampaian dengan cara guru sekolah minggu dan metode yang itu itu saja sehingga anak-anak Sekolah Minggu kurang termotivasi untuk belajar Alkitab. 

Oleh karena itu, kajian tentang upaya seorang guru Sekolah Minggu dalam meningkatkan motivasi anak Sekolah Minggu dalam belajar Alkitab sangat diperlukan untuk bisa menggunakan metode yang konsisten untu anak-anak sekolah minggu.  

Dengan Tujuannya yaitu  untuk mendorong guru Sekolah Minggu supaya tidak putus asa mengusahakan adanya cara-cara kreatif supaya motivasi anak Sekolah Minggu meningkat dalam belajar Alkitab. Guru seharusnya menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif yang menjelaskan dan menggambarkan tentang upaya apa saja yang seharusnnya dilakukan oleh seorang guru Sekolah Minggu dalam meningkatkan motivasi belajar Alkitab berdasarkan sumber yang berkaitan tentang pembelajaran yang disampaikan. 

Hasil penelitian ialah para guru Sekolah Minggu selalu berusaha untuk meningkatkan motivasi anak Sekolah Minggu dalam belajar Alkitab. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh seorang guru Sekolah Minggu antara lain ialah membuat suasana belajar Alkitab yang menyenangkan, memilih metode pembelajaran Alkitab yang tepat, memberikan hadiah atas keberhasilan anak, termasuk memberikan pujian pada waktu yang tepat dan membuat metode-metode yang lain sehingga anak-anak yang diajar lebih semangat untuk lebih belajar Firman Tuhan. .

  Anak Sekolah Minggu itu dapat dipandang sebagai gereja masa depan, artinya tidak mungkin mengharapkan gereja yang maju dan berkembang jika pelayanan Sekolah Minggunya carut marut, terabaikan, dan bahkan tidak terurus dengan ketidak pedualian jemaat terhadapa mereka . Salah satu pelayanan yang sangat penting dalam Sekolah Mingu adalah pelayanan pemberitaan Firman Tuhan (Alkitab). 

Kondisi idealnya jelas anak-anak Sekolah Minggu yang  termotivasi dalam mengikuti acara Sekolah Minggu khususnya saat pemberitaan Firman Tuhan (Alkitab) yang  disampaikan oleh guru. Tetapi faktanya tidaklah selalu demikian, tidak jarang anak-anak Sekolah Minggu malah rame dan berbicara sendiri saat seorang guru Sekolah Minggu menyampaikan Firman Tuhan. 

Atau anak Sekolah Minggu merasa bosan dan jenuh ketika guru Sekolah Minggu menyampaikan cerita Alkitab. bertentangan dengan sifat anak yang secara umum dianggap sebagai yang polos dan penuh kelemahlembutan . Tentu situasi seperti itu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru Sekolah Minggu. 

Disamping ada faktor yang kesenjangan dalam hal kemampuan dan dalam menyerap materi pelajaran antara anak-anak dengan orang dewasa seperti yang diungkapkan oleh Santoso , faktor guru itu sendiri juga memainkan peran yang sangat penting dan tidak bisa diremehkan. 

Seorang guru Sekolah Minggu memang harus menjalin hubungan yang bersifat mengasihi, rendh hati, tidak sombong dan menolong dengan anak-anak Sekolah Minggu sehingga keduanya dapat bertumbuh bersama seperti yang disampaikan oleh Dian Sumiatiningsih namun demikian faktor kemampuan dan ketrampilan seorang guru Sekolah Minggu dalam menyampaikan Firman Tuhan (Alkitab) tetaplah menjadi satu faktor yang sangat serius dan tidak bisa dipandang sebelah mata karena peningkatan profesioanitas seorang guru agama termasuk guru Sekolah Minggu sangat dituntut di era seperti sekarang ini.  

Sisi lain , yang tidak kalah penting supaya tujuan pemberitaan Firman Tuhan berhasil di acara Sekolah Minggu yaitu faktor memotivasi anak-anak Sekolah Minggu untuk melakukan ajara yang disampaikan oleh guru sesuai dengan Firman Tuhan yang telah di tentukan  karena dari motivasilah yang mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan, dan perbuatan itu yang mengarah kepada tujuannya. Dapat dikatakan bahwa fungsi motivasi itu sebagai penggerakat atau seorang guru yang professional diharapkan menjadi pribadi yang mandiri yang mengasihi Tuhan dengan seluruh fatolitas dirinya. 

Demikianlah menurut Oemar Hamalik. Salah satu faktor dari empat faktor yang memengaruhi motivasi seorang anak menurut Wina Sanjaya yaitu faktor sikap guru terhadap kelas, artinya gurulah yang selalu membangkitkan anak berbuat ke arah tujuan yang jelas dan bermakna.  Tiga faktor yang lainnya yaitu pertama, tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah laku/perbuatanya. Kedua, pengaruh kelompok siswa. Ketiga, suasana kelas yang juga berpengaruh terhadap munculnya sifat tertentu pada motivasi belajar anak. 

Dengan demikian,  dapat dikatakan bahwa upaya seorang guru Sekolah Minggu dapat  meningkatkan motivasi anak Sekolah Minggu dalam belajar Alkitab adalah sebuah kebutuhan yang mendasari demi terciptanya suasana belajar yang menyenangkan adalah selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang guru yang professional dalam menyampaikan pembelajjaran  yang menunjukkan bahwa motivasi yang dapat digunakan di dalam kelas dengan menggabungkan strategi pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik menerima stimulus motivasi,yang dapat memberikan dorongan dan peserta didik akan bekerja keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru terhadap anak-anak sekolah minggu.

 Semua upaya pendidikan atau pengajaran anak sekolah minggu harusnya mempertimbangkan juga berbagai di mensi dalam suatu perkembangan anak, seperti dimensi : kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan perasaan), psikomotorik (keterampilan fisik), pada umumnya ketiga hal tersebut saling berkaitan ketika dikehendaki hasil pendidikan yang efektif dan yang memuaskan. Jadi dalam hal ini, anak di mbimbing oleh guru (sebagai fasilitator) agar makin mengenal dan mencintai Tuhan Yesus.

 TEKNIK GURU MENGAJAR ANAK HAL BERDOA 

  Doa adalah suatu permohan kepada Tuhan untuk menyampaikan pergumulan setiap orang.  Banyak guru kurang memperhatiakan bagaimana mengajar anak supaya dapat bisa berdoa, supaya anak suka dalam hal berdoa, dan bagaiman anak menghayati atau menyampaikan doa dengan  baik kepada Tuhan. bahkan banyak guru yang tidak lagi merasa bersalah saat mendengar anak sekolah minggunya yang berkata “ kak, saya tidak dapat berdoa” , sebab banyak guru memang tidak punya kepedulian terhadap pengajaran doa  kepada anak-anak sekolah minggu. Ketika seorang guru berdoa, maka  doa tersebut tidak dapat dihayati  oleh anak-anak karena doa guru menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti oleh anak-anak sekolah minggu. 

Padahal kita ingin membuat sebuah model sekolah minggu dimana anaklah yang berdoa secara aktif , guru hanya fasilitator agar anak dapat aktif berdoa. Semua orang  terutama anak-anak perlu untuk menemukan ‘metode atau cara yang sesuai pribadinya untuk berdoa’. Untuk itu, bebaskan anak mencari cara yang tepat dan tidak perlu diberikan rumusan yang terlalu kaku. Ajak anak berbicara dengan Tuhan senyamannya dan semudah mereka berbicara dengan teman.[8]

 Tujuan pengajaran doa kepada anak-anak yaitu unruk membentuk pengertian dasar pada setia anak, sehingga setiap anak memahami apa arti doa, dan apa yang perlu disampaikan dalam hal berdoa. Berdoa adalah saat anak diamana anak memohon “ bapanya yang disurga” melindungin dia , menjaga dia ,memelihara dia sehingga ia dapat hidup sehat, dalam keluarga yang sehat, dan ia dapat bertumbuh dengan baik. Berdoa itu mudah dan menyenangkan, sehingga anak  tidak perlu takut yang namanya berdoa.

 Jadi , seorang guru  mengajarkan hal-hal yang bersifat mendasar dan melatih keberanian anak dalam berdoa, sehingga anak suka dalam berdoa. Doa adalah suatu hak istimewah kita yang sebenarnya Tuhan berikan untuk setiap anak-anakNya. Allah menghendaki adanya hubungan yang erat dengan anak-anakNya. Dan satu cara yang Allah inginkan untuk membangun hubungan tersebut adalah DOA.

 Doa kepada Tuhan bukan hanya saja menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi kepada Allah, melainkan juga merupakan suatu hal yang  berwujud kebergantungan kita kepada Tuhan. Oleh karena itu, para guru Sekolah Minggu, orang tua dan para pelayan anak  atau siapapun yang seharusnya perlu mengajarkan suatu prinsip-prinsip doa yang benar kepada anak-anak  sekolah minggu agar mereka dapat mengalami pertumbuhan rohani lebih mendalam yang sehat didalam sebuah doa. Beberapa hal berikut ini merupakan hal-hal yang dapat kita sampaikan mengenai doa kepada anak-anak, dan kita dapat mengembangkannya sendiri menurut kebutuhan dalam pelayanan kita.

Allah Mengasihi kita Tanpa Syarat

Tuhan   ingin mendengar dan menjawab doa kita. Anak-anak harus diyakinkan bahwa Allah selalu mendengarkan doa mereka, bahkan jika mereka baru saja melakukan hal-hal yang tidak disenangiNya, Allah akan mengampuni mereka. Allah selalu tahu apa yang ada di dalam hati kita. Sangat penting untuk selalu jujur dan benar,  tidak melakukun hal-hal yang tidak disukai  terutama di hadapan Allah.

Apakah Doa Itu?

 1.    tugas sebagai guru untuk mengajarkan kepada anak bahwa doa kita bukanlah sekedar permohonan untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita mau dari Tuhan. Akan tetapi, Doa adalah cara yang Tuhan pakai untuk menyatakan kehendakNya di dunia ini. Caranya adalah dengan berkomunikasi dengan umatNya. Doa dapat mencakup seluruh dunia dan seakan-akan menyatukan dunia dengan surga.

 2.       Doa menyatakan dengan bebas apa yang ada di dalam hati kita kepada Tuhan. komunikasih kita kepada Tuhan kita sampaikan melalui hati yang paling dalam dengan ketulusan hati . Doa adalah menceritakan kepada Tuhan segala ketakutan, kekuatiran, dan perhatian kita. Hal tersebut berarti kita bercerita kepada Tuhan tentang masalah, kebutuhan, atau hal-hal yang tidak kita mengerti. Dengan doa, kita juga mengucap syukur kepada Tuhan. Doa adalah percakapan kita dengan Tuhan. Kita dapat berbicara kepadaNya seperti kita berbicara kepada teman kita.

c.   Apakah Tuhan Selalu Menjawab Doa Kita?

Ya, Tuhan selalu menjawabnya, tetapi jawabanNya tidak selalu sesuai dengan apa yang    kita kehendaki. Dia dapat berkata: ‘Ya’. ‘Tidak’, atau ‘tunggu’. Tuhan menjawab doa kita untuk memberikan apa yang benar-benar kita butuhkan dan diberikanNya di waktu yang tepat. Kadang waktunya tidak sesuai dengan waktu kita, tetapi Tuhan tahu bahwa penting bagi kita untuk menunggu. Dia selalu tahu apa yang kita inginkan dan kita dapat mempercayai bahwa Dia akan melakukan apa yang terbaik untuk kita.

 Bagaimana Seharusnya Kita Berdoa?

1.       Di dalam nama Tuhan Yesus.

Hal yang sangat penting dalam mengajarkan doa kepada anak-anak  sekolah minggu  adalah guru menyampaikan  bahwa doa harus selalu dilakukan dalam nama Tuhan Yesus. “dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya” (Yohanes 14:13-14).

2.       Bagian-bagian dalam doa

Guru harus tahu ketika menyampaikan kepada anak-anak sekolah minggu bahwa tidak ada suatu aturan atau pola tertentu mengenai doa, tetapi hal tersebut dapat menolong anak-anak sekolah minggu. Beberapa orang dewasa membagi doa ke dalam beberapa bagian yaitu doa penyembahan (adoration), pengakuan dosa (confession), ucapan syukur (thanksgiving), atau permohonan (supplication). 

Untuk anak-anak, kita dapat menyampaikannya dengan kata-kata yang lebih sederhana untuk membagi doa, misalnya memuji dan menyembah Tuhan, mengakui dosa-dosa kita, berterima kasih kepada Tuhan, berdoa untuk kebutuhan orang lain, dan berdoa untuk kebutuhan pribadi kita dan mungkin ada pergumulan lain yang di butuhkan dalam apapun.

Kapan Seharusnya Kita Berdoa?

 Beberapa anak tahu dan memiliki waktu-waktu tertentu untuk berdoa, sebelum makan dan tidur di malam hari. Saat mereka telah menyadari bahwa Allah selalu mendengarkan mereka dan Dia tidak pernah berlibur atau tertidur, itu berarti anak sudah siap untuk menerima pengajaran bahwa kita dapat berbicara dengan Tuhan di waktu-waktu tertentu, atau sesering mungkin. 

Penting bagi anak untuk mengetahui bahwa mereka dapat berbicara kepada Tuhan kapan saja mereka membutuhkan atau kapan saja mereka ingin menyatakan sukacita atau ucapan syukur mereka. Penting pula bagi mereka untuk tahu bahwa ada waktu-waktu khusus yang bisa ditetapkan untuk berdoa secara pribadi dan ada waktu lain dimana kita perlu berdoa bersama-sama dengan orang lain.

 Satu cara yang baik untuk memberikan ilustrasi bahwa doa pribadi dapat dilakukan setiap saat adalah dengan menyatakan teladan Yesus, yang memiliki waktu yang berbeda-beda untuk berdoa. Beberapa diantaranya adalah doa pagi (Mrk 1:35), doa sore (Mrk 6:46-47), dan doa malam (Luk 6:12).

 Apakah Cara Kita Berdoa Itu penting?

 Ya, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, dengan diam-diam, dan dengan penuh hormat dan dengan segenap hati, dan dibarengin hati yang tulus dan ikhlas. 

Berdoa secara sungguh-sungguh berarti berdoa dengan kata-kata yang jelas, di mana kita hanya mengatakan apa yang akan kita maksudkan untuk kita ucapkan. Ini juga berarti kita tidak mencoba untuk menggunakan bahasa yang berpura-pura atau kata-kata yang lucu. Kita menceritakan apa pun yang ada dalam pikiran kita dalam kata-kata yang biasanya kita gunakan karena Dia mengasihi dan mengenal kita, serta berkeinginan untuk memperhatikan kita.

 Berdoa secara diam-diam berarti melakukan sikap berdoa sendirian. (Beberapa orang menyebutnya dengan ‘SaatTeduh’.) Hal tersebut berarti setiap hari kita meluangkan waktu untuk berbicara kepada Tuhan, semuanya dari diri kita sendiri. Kita berdoa tidak terbatas hanya pada saat berada di gereja, makan, atau menjelang tidur bersama ibu dan ayah.

 Berdoa dengan penuh hormat berarti menempatkan Allah sebagai Allah. Hal itu berarti kita tidak menjelaskan doa kita atau bertindak seolah-olah kita bodoh. Kita berbicara kepada Tuhan, Pencipta semuanya, Tuhan atas jagad raya, dan Tuhan atas segala tuan sehingga kita harus menunjukkan rasa hormat kepada Tuhan.

 Mengajar Anak Berdoa;

 Berdoa atau mendidik anak untuk bisa berdoa dengan baik adalah sangat penting, karena kita sendiri juga sudah merasakan manfaatnya. Sebenarnya bagaimana mengajar anak-anak sekolah minggu untuk bisa berdoa sendiri? Semua itu tentu perlu bertahap. Anak perlu dibiasakan berdoa sejak kecil, kalau menunggu mereka remaja baru diajarkan berdoa mungkin ada rasa malu atau rasa segan bagi teman-teman mereka. Karena itu perlu mengajarkan anak berdoa sejak dini, sejak kecil.[9]

Bagaimana mengajar anak berdoa, untuk berbicara pada sesuatu yang dia sendiri tidak lihat? Pertama-tama yang perlu kita perhatikan adalah contoh dari orang tua lebih dulu, meskipun anak-anak ini mengerti berdoa, berkata-kata kepada sesuatu pribadi yang tidak kelihatan langsung, tetapi sikap berdoa itu mungkin yang perlu kita ajarkan dan kita contohkan terlebih dulu. Bukan yang terutama orang tua menjelaskan dulu kepada siapa anak-anak berdoa dan sebagainya, karena itu tidak relevan dan tidak akan dimengerti oleh anak, tetapi justru akan menimbulkan berbagai pertanyaan yang kurang perlu. Jadi, pertama-tama adalah kita mengajarkan kebiasaan berdoa lebih dahulu mulai dari kecil sehingga mereka sudah besar, mereka tidak malu berdoa.

 Perihal berdoa ini sebenarnya orangtua sudah bisa mengajarkan kepada anak sejak anak itu masih bayi , saat dia belum mengerti apa-apa. tidak mesti menunggu guru sekolah minggu yang mengajarkannya.. 

Dengan demikian anak-anak  bisa tahu berdoa meskipun belum mengerti, tapi mereka menghayati suasana doa dan kemudian ketika anak tersebut semakin besar, ketika mereka sudah bisa diajak berkomunikasi meskipun mereka belum bisa berbahasa atau berbicara dengan bahasa yang kita gunakan, mereka kita ajak untuk misalnya melipat tangan, menutup mata , dalam sikap berdoa dan kita sendiri yang berkata-kata. 

Peran seorang  orangtua atau guru sangatlah besar karena anak lebih banyak waktunya dengan orangtua. Guru sekolah minggu juga penting, biarpun waktu mengajar tidak lama tapi mereka terbiasa ketika guru itu mengajar lebih baik terhadap anak-anak. Guru sekolah minggu berusaha semaksimal mungkin untuk bisa sukses anak-anak tersebut dalam hal berdoa.  

 Pada waktu anak-anak masih kecildan mulai bisa berkata-kata, sesuai pola pikir anak yang sederhana, kita bisa mengajarkan misalnya Terima kasih Tuhan atau Terima kasih Bapa atas berkatmu, amin! jika anak  sudah mulai bertambah besar dan dia semakin banyak mempergunakan kata-katanya kita boleh tambahkan lebih panjang lagi. seorang Guru adalah menanamkan sikap berdoa dulu waktu kecil dan ada baiknya ketika anak-anak sudah mulai berkata-kata, anak diajak untuk menghafal doa. Demikian dengan  perkembangannya, jadi anak-anak mendoakan temannya, mendoakan kakaknya atau adiknya, mendoakan ayah ibunya atau siapapun.

 Biasanya sekalipun anak-anak sudah terbiasa memimpin dalam hal  doa di rumahnya sendiri, kadang-kadang bila ada temannya atau saudara-saudaranya yang menginap atau yang tinggal di rumah, anak menjadi enggan berdoa. Dalam hal ini, mungkin seorang guru bisa berikan contoh  dalam keluarganya lebih dulu, guru mekatakan bahwa setiap orang di sini memimpin doa secara bergiliran. Jadi guru  berdoa lebih dulu dengan kata-kata yang pendek atau kata singkat, supaya anak-anak tersebut tidak minder, kemudian guru yang lain juga berdoa dan kemudian giliran anak dan kemudian yang lainnya. Jadi dengan cara ini, anak-anak lebih tertolong dari rasa malunya. Kalau cara demikian tidak biasa dijalankan orang tua dapat memimpin doa.

 Sikap doa yang perlu guru ajarkan pada anak-anak adalah ketika sering kali anak-anak ini kerena mereka suka bermain, sehingga mereka tidak bersikap hormat. Kita harus diajarkan kepada mereka bahwa sikap hormat waktu berdoa sangat penting dan kemudian juga harus diajarkan tentang kerendahan hati dan kekudusan waktu kita berdoa di hadapan Tuhan. Kita ingat saja waktu Yesus memberi perumpamaan tentang membandingkan kehidupan doa orang Farisi dengan pemungut cukai, di sana mengajarkan tentang kerendahan hati seorang pemukut cukai yang doanya diterima oleh Tuhan. Demikian juga tentang kekudusan, ketika ada dosa di dalam diri kita, kita tidak bisa berdoa dengan baik di hadapan Tuhan.

 Anak-anak yang mempunyai daya ingat yang cukup sangat kuat. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa sebuah doa yang cukup panjang mungkin bagi anak-anak, yaitu Doa Bapa Kami. Pada sekolah Kristen anak-anak diajarkan untuk menghafalkan sebuah doatersebut. Hal ini memang perlu dilakukan. Contoh Doa Bapa Kami memberitahukan bagaimana seharusnya kita berdoa Paling yang sedikit. Di sana banyak prinsip-prinsip yang kita bisa pegang dengan demikian guru juga akan lebih mudah untuk mengajarkan anak-anak bagaimana seharusnya berdoa dan apa saja yang perlu ada di dalam suatu doa kita tersebut.

 Untuk menghindari sebuah dampak anak-anak yang sudah hafal doa lalu diucapkan seperti otomatis, guru sekolah minggu  juga harus membiasakan diri anak-anak juga untuk berdoa secara bebas. Jadi guru sekolah minggu berusaha untuk melatih mereka cara berdoa yang baik mengucapkan apa saja kepada Tuhan. seorang guru katakan kepada mereka bahwa Tuhan itu adalah selain Dia itu Raja di atas segala raja yang kita harus betul-betul hormati, kita harus hidup kudus di hadapanNya sebelum kita berdoa, tetapi Tuhan  juga sayang kepada anak-anaknya. Tuhan  juga dekat kepada anak-anak dan Dia juga mengasihi kita semua, Dia adalah seorang Bapak yang penuh kasih. Kita sebagai anak Tuhan boleh meminta apa saja dan boleh berkata-kata apa saja sama seperti anak-anak berkata-kata kepada ayah ibunya sendiri. Dan kemudian kita juga perlu tegaskan kepada anak-anak bahwa Yesus itu sangat menghargai anak-anak.

 Dengan demikian, anak-anak yang polos, yang selalu mengucapkan doanya dengan kejujuran hatinya ini merasa dikuatkan dan mereka akan lebih berani untuk mengucapkan doa, meskipun dengan kesalahan-kesalahan . ketika anak memimpin doa makan, tetapi ada juga teman-temannya di situ. Ditengah-tengah doanya mungkin dia kehabisan kata-kata, lalu terdiam, tida melanjutkan doanya. Teman-temannya mentertawakannya. Sikap seorang guru sangat penting dalam hal ini. Bila anak belum ditertawakan oleh temannya, begitu anak ini terdiam, kemudian ditunggu sementara waktu, seorang guru boleh membantu dengan melanjutkannya kemudian langsung diakhiri. Bila dia sudah ditertawakan teman-temanya, guru wajib untuk mendidik, mengatakan kepada anak-anak yang lain, jangan ditertawakan karena kita semua tidak ada yang berdoa dengan sempurna dan Alkitab mengatakan Roh Kudus sering kali membantu kita untuk berdoa dalam kata-kata  kita sendiri yang  bisa kita ucapkan. Kita katakan bahwa kita harus betul-betul hormat kepada Tuhan dan bahwa Tuhan selalu  menghargai apapun doa kita, meskipun itu dengan ada kesalahan-kesalahan seperti itu tapi Tuhan selalu menghargai itu. Guru juga seharus mengatakan kepada anak-anak bahwa juga kamu sudah berusaha dengan baik dan Tuhan menghargai doa kamu, tidak sempurna tidak apa-apa. Seperti kamu belajar di sekolah, semua harus ada tahap demi tahap pembelajaran yang di ajarkan kepada kamu.

 Dengan hal doa, anak-anak selalu merasa dia harus hidup di hadapan Tuhan dan tidak bisa lari dari hadirat Tuhan. Dan ketika mereka sudah dewasa ada kemungkinan mereka akan mengingat masa-masa indah ini dimana mereka  berdoa bersama teman-teman di sekolah minggu maupun di keluarganya, bahwa mereka pernah di ajarkan guru untuk berdoa yang baik dan singkat. Akan tetapi kalau, anak-anak sudah terbiasa hidup di dalam doa mereka akan hidup di hadapan Tuhan dan Tuhan sendiri yang akan mengawasi mereka pada saat  mereka  tidak perlu diawasi oleh guru atau juga orangtua mereka.

 Apa yang dilakukan anak-anak dalam doanya di masa kecil atau di masa sekolah minggu mempunyai dampak di masa depannya. Pasti ada kenangan yang indah ketika mereka lagi anak sekolah minggu, misalnya suatu ketika mereka meragukan apakah doa saya didengar, mungkin juga ketika tumbuh remaja mereka berpikir apakah Tuhan sungguh-sungguh ada. Akan  Tetapi,  kenangan-kenangan tersebut akan mengingatkan mereka, ada doa-doa yang pernah dijawab, ada doa yang membuat mereka merasa terharum dan itu yang diharapkan akan menjadikan anak-anak  yang selalu ingat untuk hidup di dalam doa.

 Seketika anak-anak meminta sesuatu hal atau lainnya kepada seorang guru sekolah minggu, ingin mendapatkan sesuatu, seorang guru berkata agar anak berdoa kepada Tuhan. Namun  tidak boleh menjanjikan pada anak bahwa apa yang didoakan itu pasti akan terkabul. Kita semua harus belajar pada doa Tuhan Yesus. Jadi ketika anak-anak sekolah minggu sering kali mengajukan keinginan kekanak-kanakannya atau sifatnya  , guru seharusnya mengatakkan  bahwa kalau misalnya sesuatu itu mungkin berbahaya, mungkin tidak berguna atau kadang-kadang Tuhan memikirkan sesuatu yang lebih dari itu, maka ada kemungkinan permintaan itu tidak dipenuhi. Dan dalam situasi demikian guru bisa mengajar kepada anak-anak untuk lebih berpikir secara  luas , untuk menahan diri, dan berdoa tidak hanya sekedar memuaskan hawa nafsu seperti yang dikatakan oleh Alkitab.Sebaliknya, bila doa anak ini sudah terkabul, kita bisa katakan bahwa kita harus mengucap syukur kepada  Tuhan karna Tuhan telah membirikan kepada kita apa yang kita butuhkan. Karena sering kali kita mengajar anak-anak untuk berdoa waktu dia sakit dan kita sering kali lupa ketika anak itu sudah sembuh guru atau orang tua meminta anak untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Dengan hal tersebut orang tua yang lebih mengingatkan kepada anaknya untuk selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan ketikan Tuah telah menjawab doanya atau juga balum menjawab mungkin Tuhan tahu apa yang lebih penting kita butuhkan di dalam hidup kita ini. Disinilah guru juga berperang untuk mengingatkan juga lebih mendalam bahwa ketika anak sudah sembuh kita Tuhan sudah menjawab doa, meskipun itu misalnya lewat dokter dsb, tetapi yang jelas bahwa Tuhan memberikan kekuatan untuk sembuh, karena banyak orang juga tidak bisa sembuh. Dan kemudian guru yang professional  lebih tahu gimana cara metode yang di guanaka untuk mengajak anak itu berdoa dan selalu mengucapkan syukur. Dengan demikian anak ini tahu bahwa doanya sudah dikabulkan.

 Dengan demikian,  guru sekolah minggu menggunakan banyak cara atau metode dalam hal mengajar anak-anak sekolah minggu, guru banyak mempunyai kesabaran, kerendahan hati, hati yang tulus dan mulia terhadap anak-anak.

 BAB    III 

PENUTUP 

 KESIMPULAN 

 Berdasarkan uraian diatas , pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, penulis  menemukan bahwa motivasi-motivasi guru sekolah minggu sejalan dengan pemikiran tersendiri. Pertama, dari kebutuhan rasa akan aman, guru sekolah minggu termotivasi dari hobinya sehingga guru sekolah minggu dapat mengembangkan bakatnya untuk melayani dengan rendah hati, hati yang tulus dan tidak mengharapkan segala sesuatu. Maka ditemukan rasa akan aman yang muncul dari suatu  tanggungjawab mereka sebagai hamba Tuhan. Karena dengan tanggungjawab, mereka bisa berbagi untuk memberikan rasa aman kepada anak sekolah minggu. Kedua, dari kebutuhan akan cinta kasih, guru sekolah minggu memberikan perhatian dan kepeduliannya kepada anak sekolah minggu. Dengan demikian, timbul rasa keakraban diantara guru dan anak sekolah minggu dalam proses belajar mengajar. Ketiga, dari kebutuhan akan dihargai dan dihormati ini guru sekolah minggu menjadi percaya diri bahwa dirinya dapat menjadi regenerasi guru sekolah minggu. Keempat, dari kebutuhan akan aktualisasi diri, guru sekolah minggu bekerja keras untuk bertanggung jawab mengubah perilaku anak-anak yang kurang baik, cara berdoa atau cara mengucapkan syukur terhadap Tuhan dan mengajarkan budi pekerti dan moralitas anak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hal tersebut, maka guru sekolah minggu dan anak sekolah minggu mendapatkan kebahagiaan dan anak-anak mendapatkan pertumbuhan yang baik di dalam Yesus kristus.

Guru anak  sekolah minggu dapat juga dikatakan sebagai guru Kristen, yang harus memperhatikan bahwa mengajar itu amanat atau perintah Tuhan. Dalam hal itu, setiap guru Kristen seharusnya menyadari bahwa Allah memerintahkannya untuk mengajar sebagaimana dinyatakan dalam Imamat 10:11, dan juga yang  terdapat dalam Injil Matius 28:19-20, dengan jelas Tuhan Yesus berfirman.  Di sini Tuhan Yesus memberikan amanat agar setiap orang Kristen melakukan pemuridan, terutama para guru sekolah minggu, agar mereka mengajarkan segala yang telah diperintahkan Tuhan Yesus dengan berlandaskan dari Alkitab sebagai dasar bagi pendidikan Kristen. Mengajar merupakan tugas yang sangat penting sebab Allah itu sendiri, dalam Alkitab, menekankan pentingnya mengajar. Allah sendiri menjadi teladan dalam mengajar. Apalagi, generasi selanjutnya sangat ditentukan oleh pendidikan pada saat ini.

 SARAN 

Dengan motivasi-motivasi yang diungkapkan oleh guru sekolah minggu, maka mereka harus mampu menghayati bahwa setiap guru dipanggil untuk ikut mengembangkan sekolah minggu. Oleh karena itu, guru sekolah minggu harus merubah pola pikir atau pandangannya terhadap pelayanannya yang rela mempersembahkan seluruh totalitas dirinya bagi pelayanan anak dengan mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran dan uang. Dan juga guru melayani denga kerendahan hati, kesabaran yang cukup besar dan juga dibarengin dengan hati yang tulus. Dalam kehidupan setiap orang adanya kepengean untuk melayani tapi tidak sesuai ke jalan yang benar dan sesuai  tida sesuai dengan harapan Tuhan sedangkan kalau dalam pribadi kita ingin melayani dengan tulus maka  Tuhan selalu menolong pelayanan kita di manapun kita melayani. Saran penulis adalah marilah kita melayani dengan tulus karna di dalam melayani ada yang namanya   kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemakmuran, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun