Tipografi atau bentuk puisi adalah susunan baris-baris atau bait-bait dalam suatu puisi. Pada bimbingan langkah ini saya menggunakan model pembelajaran di kelas menulis KP. Yaitu menggunakan tipografi satu bait empat baris, dan dalam satu baris ada  tiga kata.
Mengubah gagasan dengan diksi dan rima yang sesuai
Setelah semua gagasan siswa tercurahkan dalam tulisan, tabungan diksi sudah melimpah dan bentuk sudah dipilih, kini saatnya membongkar gagasan, diganti dengan diksi yang dipilih dan dimasukkan ke dalam rumah tipografi yang sudah disiapkan.
Pada langkah ini, gagasan siswa yang sudah ditulis dalam bahasa sehari-hari tadi, diubah menjadi diksi dan rima yang sesuai dengan makna. Misalnya, gagasan siswa yang sudah ditulis sebagai berikut,
Aku merasa sedih karena datangnya musibah pandemi ini. Banyak orang yang menderita, ketakutan, bingung karena intruksi dari pemerintah tidak boleh bertegur sapa dengan leluasa. Harus berdiam diri di rumah, terkadang bisa membuat orang merasa tertekan.
Setiap hari hatiku selalu gelisah, khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi pada diriku dan keluargaku bahkan terjadi hal buruk di negeri ini.
Selanjutnya siswa sudah mempunyai data diksi sebagai berikut,
Kalbu, terdayuh, luruh, tegur, tertekan, resah, galau, gamang, gelabah, sawala, tergamang, genta, harsa, hidu, janardana, lacuna, gundah, daksa, balut.
Dari gagasan sederhana tadi, dipilih diksi yang sesuai dengan makna. Agar lebih indah, maka disesuaikan juga dengan rima. Maka jadilah dua gagasan tadi menjadi bait-bait puisi seperti berikut,
Aku terdayuh penuh luruh
Melihat orang-orang tertekan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!