Food combining bukan pola makan vegetarian, tidak sama dengan diet, dan food combining juga bukan obat untuk berbagai penyakit.
Food combining merupakan teknik padu padan makanan yang disesuaikan dengan proses organ pencernaan dalam mengolah dan menyerap makanan yang masuk ke dalam tubuh.Â
Food combining terkait erat dengan jam kerja pencernaan dan produksi enzim dalam tubuh ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan.
Food combining terkesan ribet sebab kita terbiasa makan apapun dan kapanpun. Menerapkan food combining berarti kita harus mengatur ulang pola makan. Kapan waktunya makan berat, kapan waktunya makan buah dan kapan waktunya istirahat alias tidak makan apapun.
Mengapa ini harus dilakukan?
Pentingnya keseimbangan asam-basa atau pH tubuh
Setiap makanan yang kita konsumsi selain menghasilkan zat-zat penting yang dibutuhkan tubuh, metabolisme tubuh dalam memproses makanan juga menghasilkan limbah atau abu residu. Abu ini akan mempengaruhi pH (potential Hydrogen) cairan tubuh.Â
Dalam kondisi normal pH tubuh berkisar antara 7,35 - 7,45. Semakin kecil nilainya maka cairan tubuh dinilai asam, sebaliknya jika basa maka nilai pH nya menjadi tinggi.
Ketidakseimbangan pH tubuh akan menyebabkan berbagai macam gangguan. Jika pH tubuh terlalu asam (ketoasidosis) bisa menimbulkan: pusing, mual, sesak nafas, sakit kepala, mudah mengantuk dan peningkatan denyut jantung.
Sebaliknya, jika terlalu basa (alkalosis) maka bisa menyebabkan kram, kedutan, nyeri otot bahkan pingsan.
Peduli akan sistem pencernaan tubuh.
Organ-organ pencernaan kita terdiri dari mulut, lambung, usus halus dan usus besar. Selain organ pencernaan, ada pula organ pembantu yaitu; gigi, kelenjar ludah, pankreas dan hati.
Ketika makanan masuk ke mulut, maka akan diproses dengan dikunyah, dihancurkan oleh gigi serta ditambahkan enzim amilase yang terdapat di ludah. Pada food combining proses mengunyah makanan minimal dilakukan 20 kali dan 30 kali untuk makanan kategori berat.
Setelah dikunyah kemudian makanan masuk ke lambung. Di lambung makanan dicerna dengan dibantu oleh asam lambung, enzim pepsin dan renin; serta sebagian kecil sari-sari makanan diserap.
Selain membantu dalam proses penghancuran makanan, asam lambung juga berperan untuk membunuh bakteri yang masuk. Sebaiknya, makan tidak terlalu banyak. Banyaknya makanan yang masuk membuat lambung terlalu berat dan sebagian makanan tidak tersentuh oleh asam lambung.Â
Tingkat keasaman asam lambung dipengaruhi oleh kadar lemak yang masuk. Semakin tinggi kadar lemaknya maka pH nya semakin rendah. Ketika pH Â rendah lambung sulit untuk memproduksi enzim penghancur protein. Hal ini lah yang membuat food combining sangat penting. Dengan memperhatikan jenis makanan yang masuk membuat lambung bekerja secara maksimal dan tidak memberatkan.
Usus halus dan usus besar. Usus halus berfungsi menyerap zat-zat makanan dan kemudian diangkut ke hati melalui pembuluh darah dan kelenjar limfatik. Oleh hati zat-zat makanan dialirkan ke seluruh tubuh dan sebagian disimpan setelah sebelumnya diubah menjadi lemak.
Setelah semua proses berjalan, sisa-sisa makanan akan membusuk di susu besar dan kemudian dibuang. Jika pembusukan terjadi lebih awal yaitu di usus halus, maka perut akan terasa kembung dan nyeri.
Perhatikan jam kerja pencernaan.
Selain proses yang rumit, tubuh manusia juga memiliki jam kerja yang sangat teratur. Tanpa kita sadari, pola makan dan gaya hidup membuat jam kerja tubuh menjadi berantakan sehingga kinerja dan fungsi-fungsi organ tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sistem pencernaan manusia terbagi dalam 3 fase: fase mencerna, menyerap dan fase membuang.
Fase cerna berlangsung pada rentang waktu antara jam 12:00 siang hingga jam 20:00 malam. Pada fase ini organ cerna siap menerima berbagai macam makanan padat. Manfaatkan fase ini dengan mengonsumsi makanan padat berkualitas dan perhatikan kombinasinya agar tidak memberatkan organ cerna.
Fase kedua yaitu fase serap. Semua zat makanan diserap oleh tubuh pada rentang waktu antara jam 20:00 malam sampai jam 04:00 pagi. Makan diatas jam 20:00 akan mengganggu proses penyerapan zat-zat makanan di dalam organ cerna.
Fase terakhir disebut fase buang. Fase ini berlangsung dari jam 04:00 pagi hingga jam 12:00 siang. Sisa-sisa metabolisme makanan berupa feses, urine dan keringat akan dibuang pada fase ini. Disarankan untuk tidak sarapan dengan makanan yang susah dicerna karena akan mengganggu proses pembuangan.
Sebaiknya sarapan dengan buah-buahan aneka warna, bisa ditambahkan madu atau yogurt.Â
Menerapkan pola makan food combining tidak sesulit yang dibayangkan, namun tidak mudah juga. Sebab merubah kebiasaan membutuhkan tekad dan konsistensi.
Di awal-awal mungkin terasa berat, sama seperti muslim menjalankan ibadah puasa pada seminggu pertama. Setelah terbiasa maka tubuh akan merespon dan beradaptasi, sehingga menerapkan food combining menjadi sesuatu yang mudah tanpa beban.Â
Salah satu makanan yang mudah didapat dan bisa menerapkan pola makan food combining adalah makanan warteg. Warteg atau warung makan khas tegal banyak terdapat disekitar kita, terutama di kota-kota besar yang mayoritas penduduknya adalah pekerja.
Menu warteg yang lengkap dan bervariasi membuat kita mudah untuk melakukan padu padan makanan sesuai aturan dalam food combining.
Menu warteg biasanya terdiri dari:
Sayuran: lodeh, kangkung, tumis/oseng pare, capcay, urap, sayur bening, lalapan.
Protein nabati: orek tempe, opor tahu, tempe bacem, perkedel tahu, tahu tempe goreng, sayur jamur.
Protein hewani: ayam goreng, ayam kecap, telur asin, telur balado, opor telur puyung, pepes ikan, ikan goreng, soto ayam.
Karbo: nasi putih.
Berikut beberapa contoh menu padu padan food combining ala warteg:
Nasi putih + urap + opor tahu tempe + lalapan
Nasi putih + capcay + lodeh + pare + orek tempe
Nasi putih + tumis kangkung + jamur + perkedel tahu + sayur bening
Jika ingin memakan makanan yang mengandung protein, maka kita tinggal ganti nasi dengan ikan, telur atau daging; dengan porsi sayuran lebih banyak.
Yang harus diperhatikan bahwa protein hewani merupakan pembentuk asam, jadi konsumsi sedikit saja, sekitar 10% dari seluruh isi piring kita.
Banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan jika menerapkan food combining. Dengan mengatur asupan makanan sesuai prinsip food combining, organ cerna akan bekerja maksimal dan tidak akan terlalu berat dalam mencerna makanan.Â
Semua makanan yang masuk akan dicerna secara sempurna dan tidak akan menyisakan sampah yang akan merugikan tubuh.Â
Pengalaman telah membuktikan bahwa pola makan food combining bisa mengatasi berbagai macam penyakit, termasuk diabetes dan kanker serta beberapa penyakit lain akibat pola makan yang buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H