Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bisa Jadi, Ini Sebab Mahasiswa ITB Depresi dan Gantung Diri

5 September 2019   12:25 Diperbarui: 5 September 2019   19:23 8829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Shutterstock

Berikut salah satu paragraf tulisannya soal depresi itu.

Dahulu aku bilang ke orang tuaku kalau aku tak ingin memiliki anak. Tak ingin berkeluarga karena muak. Aku tak mengatakan kenapa. Aku bersembunyi di balik alasan ingin sibuk meniti karir dan mendedikasikan hidup untuk bekerja. Sebetulnya aku mengatakan itu karena aku muak dengan drama-drama dalam keluarga. Aku juga merasa sudah terlalu banyak manusia yang ada di bumi ini kenapa ditambah lagi?

Bahkan, almarhum pernah menulis puisi dalam bahasa Inggris berjudul I Want Death alias aku ingin mati.

I am exposed
I want death
and I want it now
NOW!

Berikut link puisinya.

Masih hasil penelusuran di blog ini, ternyata almarhum juga sempat memiliki powerbank alias orang yang pernah memberikan baterai kasih yang di dalam tulisannya diberi nama Alya. Entah apakah nama itu asli atau nama samaran. Yang jelas, sosok Alya ini memiliki tempat istimewa di hatinya. Namun entah apa yang menjadi persoalan, tulisan itu berisi permohonan maaf kepada Alya. Tulisan di blog itu berjudul Untukmu Alya, Maafkan Aku.

Kesepian dan kesendiriannya juga bisa disimak melalui puisinya berjudul Terpisahkan Oleh Ruang dan Waktu. Tergambar di tulisan itu, dia sedang berada di suatu tempat yang ramai, namun tetap merasa sepi dan sendiri.

aku di sini
menatap layar handphone
mengetik sembari minum teh

tujuh orang duduk di depanku
tujuh orang duduk di belakangku

terasa hampanya hidup ini
begini-begini saja

malam ini harus membuat laporan
mengerjakan tugas
besok dan lusa ada ujian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun