Keempat, menjadi tidak produktif atau sakit, dan memaksa orang tua merasa kasihan dan melayani anak. Pernah mendapati anak yang mudah sakit? Padahal, sakitnya ya itu-itu saja. Demam, flu, atau sakit ringan lainnya, yang sejatinya bisa sembuh hanya dengan istirahat yang cukup. Ternyata, anak sengaja merasa sakit, agar dirinya bisa mendapat pelayanan dari kedua orang tuanya.
Mendidik anak memerlukan keseriusan. Tidak sekadar memenuhi kebutuhannya secara materi. Lebih dari itu, berikan kasih sayang melalui lima bahasa cinta dengan tatapan mata yang tulus dan penuh empati. Â Sebagai penutup, berikut kutipan dari Dorothy Law Notle yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Â
Bila seorang anak hidup dengan kritik,
Ia belajar untuk menyalahkan.
Bila seorang anak hidup dengan kekerasan,
Ia belajar untuk berkelahi.
Bila seorang anak hidup dengan ketakutan,
Ia belajar untuk menjadi penakut.
Bila seorang anak hidup dengan rasa benci,
Ia belajar untuk tidak menghargai hidup.
Bila seorang anak hidup dengan ejekan,
Ia belajar menjadi pemalu.
Bila seorang anak hidup dengan rasa malu,
Ia belajar merasa bersalah.
Bila seorang anak hidup dengan perasaan iri,
Ia belajar menjadi iri hati.
Bila seorang anak hidup dengan berbagi,
Ia belajar kemurahan hati.
Bila seorang anak hidup dengan toleransi,
Ia belajar menjadi sabar.