THT adalah teknik revolusioner, sangat mudah dipelajari dan dipraktikkan, aman dan telah teruji sangat efektif untuk menerapi diri sendiri, khususnya mengatasi masalah berkaitan dengan perilaku dan emosi. THT diciptakan Adi W. Gunawan dengan tujuan turut memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, khususnya di aspek mental dan emosi.
Menurut Adi, THT diciptakan berlandaskan hasil kajian teori dan ilmu yang cukup kompleks, meliputi antara lain teori pikiran, motivasi, memori, sistem energi tubuh, khususnya meridian, dan neurosains.
"Ketika seseorang mengalami suatu kejadian, kejadian ini pada dasarnya netral. Selanjutnya, ia memberi makna pada kejadian ini, bisa positif, netral, atau negatif. Pemaknaan inilah yang memunculkan emosi. Bila maknanya positif, emosinya pun positif. Jika maknanya netral, emosinya pun netral. Begitu pula bila diberi makna negatif, maka emosinya pun akan negatif," bebernya.
Berikutnya, emosi ini akan mendorong seseorang melakukan respons. Sebab, respons bergantung dari emosi yang dihasilkan. Jika respons yang muncul positif, tentu tidak ada masalah. Persoalannya adalah, yang umum terjadi orang cenderung memberi makna negatif, sehingga mendorong munculnya emosi dan respons negatif. Setelah emosi muncul, biasanya akan melekat pada memori kejadian dan tertanam di pikiran bawah sadar.
Pada orang dewasa, THT berhasil membantu mengatasi masalah antara lain luka batin, perasaan diri tidak berharga, tidak percaya diri, takut bicara di depan umum, mudah emosi, cemas atau ketakutan berlebih, perasaan diri ditolak, mudah panik, takut menikah, kesedihan mendalam, kesulitan diet, beragam fobia, kesepian, kebiasaan menunda, adiksi game atau video, sakit psikosomatis, dan masih banyak lagi. Bahkan ada beberapa klien yang semula hendak bunuh diri akhirnya tidak jadi, setelah diterapi dengan THT.
Adi sangat optimistis, teknik ini akan segera menyebar dengan cepat ke publik, sehingga diharapkan bisa memberikan manfaat besar untuk membantu siapa saja mengatasi persoalan emosi dan perilaku negatif. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H