Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Faktor Ini Jadi Penyebab Siswa Taruna Nusantara Berani Lakukan Pembunuhan

2 April 2017   23:59 Diperbarui: 6 April 2017   20:30 14722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kresna (dua dari kiri). Sumber: Jawapos.com

 Yang rutin dilakukan hanya mengirimkan uang untuk biaya hidup dan keperluan pendidikan. Tak sedikit yang beranggapan bahwa mengirim uang adalah sebagai bentuk kasih sayang. Padahal, mengisi baterai kasih tidak cukup hanya uang. Masih ada aspek lain yang harus dipenuhi. Misalnya pujian, sentuhan fisik, waktu yang berkualitas, dilayani, dan pemberian hadiah. Itulah lima bahasa cinta. Satu lagi yang juga sulit dilakukan adalah, tatapan mata.

 Lantas bagaimana cara mengisi baterai kasih buah hati yang sedang di asrama? Caranya mudah. Setiap hari, minimal sekali seminggu, izinkan dan niatkan diri mengirimkan gelombang kasih sayang kepada anak. Luangkan waktu paling lama 30 menit, duduk rileks sejenak, kemudian berikan limpahan kasih kepada anak Anda. Bayangkan buah hati Anda ada di hadapan, dan berikan sentuhan, kasih sayang, pujian, serta semuanya, hingga dirasakan cukup.

 Sahabat, sinyal energi ini tidak mengenal batas ruang dan waktu. Ikatan emosional orang tua dan anak, akan semakin meningkat dengan cara seperti ini. Dengan demikian, meski anak sedang berada di asrama, dia akan tetap merasakan kehadiran orang tuanya, dan tetap merasakan limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia akan merasakan, ada orang tua yang selalu menemani dalam aktivitas kesehariannya. Dengan begitu, anak akan berperilaku selalu tenang dan nyaman.  

Demikianlah kenyataannya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun