Yang rutin dilakukan hanya mengirimkan uang untuk biaya hidup dan keperluan pendidikan. Tak sedikit yang beranggapan bahwa mengirim uang adalah sebagai bentuk kasih sayang. Padahal, mengisi baterai kasih tidak cukup hanya uang. Masih ada aspek lain yang harus dipenuhi. Misalnya pujian, sentuhan fisik, waktu yang berkualitas, dilayani, dan pemberian hadiah. Itulah lima bahasa cinta. Satu lagi yang juga sulit dilakukan adalah, tatapan mata.
 Lantas bagaimana cara mengisi baterai kasih buah hati yang sedang di asrama? Caranya mudah. Setiap hari, minimal sekali seminggu, izinkan dan niatkan diri mengirimkan gelombang kasih sayang kepada anak. Luangkan waktu paling lama 30 menit, duduk rileks sejenak, kemudian berikan limpahan kasih kepada anak Anda. Bayangkan buah hati Anda ada di hadapan, dan berikan sentuhan, kasih sayang, pujian, serta semuanya, hingga dirasakan cukup.
 Sahabat, sinyal energi ini tidak mengenal batas ruang dan waktu. Ikatan emosional orang tua dan anak, akan semakin meningkat dengan cara seperti ini. Dengan demikian, meski anak sedang berada di asrama, dia akan tetap merasakan kehadiran orang tuanya, dan tetap merasakan limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia akan merasakan, ada orang tua yang selalu menemani dalam aktivitas kesehariannya. Dengan begitu, anak akan berperilaku selalu tenang dan nyaman. Â
Demikianlah kenyataannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H