Keluarga Bapak Diyono dan Ibu Maryatin dalam menekuni kerajinan tangan eceng gondok ini belajar secara otodidak atau belajar dengan mandiri tanpa dibantu orang lain.
Mereka termotivasi untuk bergerak maju lewat usaha yang dirintis di daerah Panjatan soal melestarikan dan mengolah tumbuhan eceng gondok sebagai sebuah kerajinan tangan.
Dari motivasi tersebut membuat mereka lebih mengembangkan beragam macam bentuk kerajinan tangan eceng gondok.
Eceng gondok yang sudah siap dibuat kerajinan tangan selanjutnya dipanen dan dibersihkan. Kemudian dijemur sekitar seminggu  hingga dua minggu sampai kering.
Apabila sudah kering tumbuhan eceng gondok pun bisa langsung digunakan atau dianyam menjadi kerajinan tangan siap pakai.
Terkadang ada juga eceng gondok yang lembab hingga berjamur dan untuk menutupinya mereka menge-lem eceng gondok tersebut sehingga hasilnya lebih baik.
Dengan bantuan kerangka untuk membentuk wadah yang akan dianyam, seperti kap lampu, plismet, tempat sampah dan tas menjadi alat tambahan untuk memudahkan mereka dalam menganyam. Serta adanya gunting dan jarum khusus anyam untuk mempermudah menarik anyaman ke dalam atau ke luar.
"Kami menggunakan dua model anyaman, yaitu anyaman palit kacang dan anyaman palit kipas." Tambah Ibu Maryatin.
Dari kerajinan yang dibuat oleh mereka, banyak sekali ragam bentuknya. Seperti karpet dengan bentuk bulat dan oval, semua itu tergantung juga dari pemesanan oleh konsumen.
Selanjutnya ada kap lampu layaknya seperti lampion yang dianyam dengan rapi menggunakan eceng gondok.