Mohon tunggu...
Ende Widiyana
Ende Widiyana Mohon Tunggu... Guru - Akademisi

Pengajar Propesional yang dapat mendorong pengetahuan yang kuat kepada siswa. dapat menggunakan teknologi untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pembelajaran yang kompleks. mudah beradaptasi dengan gaya belajar yang berbeda berdasarkan siswa yang saya ajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rekonstruksi Hubungan Komite Sekolah dan Sekolah sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan

12 Juli 2024   18:24 Diperbarui: 12 Juli 2024   18:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga transformasi komite sekolah di atas, sebaiknya kita gunakan sebagai pedoman dan penguatan dalam membangun sinergitas komite sekolah dengan unsur sekolah. Sehingga tercipta sekolah yang berwawasan multikultural dengan 

mengedepankan sikap, nilai, kebiasaan dan keragaman etnis guna menghasilkan perubahan, dalam memanage sekolah.

KESIAPAN KOMITE SEKOLAH DAN SEKOLAH DI ERA PENDIDIKAN ABAD KE- 21

Perkembangan dan perjalanan dunia ini sudah berada di abad ke-21, dimana sudah tejadi banyak perubahan, termasuk dalam dunia pendidikan. Abad ke-21 dimulai dari tahun 2001, karena hitungan tahun semenjak ditemukannya kalender masehi, awal pada awal mula ditemukannya tahun seharusnya ada pada tahun nol, dan ulang tahun pertama harusnya ada pada tahun 1, makanya masuk tahun 2000 disebut sebagai abad 21 (htt://id. answer. yahoo. com/ questions). Dengan demikian tahun 2017 ini, sudah merupakan dasawarsa ke-2 pada abad 21; karena dasawarsa pertama sudah berlalu, yakni tahun 2000-2009. Abad 21 ini sudah banyak dilihat gerakan pembaharuan standarisasi kebutuhan pendidikan termasuk perubahan masyarakat modern merupakan suatu keharusan.

Menurut Tilaar (2012), di abad 21 ini peradaban sudah semakin maju, demikian pula adanya dengan pendidikan; dunia semakin terbuka, kegiatan semakin modern bahkan menuju kearah globalisasi. Kehidupan juga semakin materialistis dan masyarakat semakin konsumtif serta menghargai hal-hal yang bersifat duniawi. Kehidupan sudah semakin luas dan terbuka di dalam dunia tanpa batas. Kualitas sumber daya manusia yang diperoleh   melalui   pendidikan dan pelatihan adalah merupakan kebutuhan dari manusia di abad ini. Di era ini, pendidikan adalah suatu yang dipaksakan dan merupakan suatu ranah bisnis, masyarakat berupaya mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dalam rangka menghimpun materi, namun tetap berupaya meningkatkan kualiats pendidikan melalui sekolah yang dididirikannya. Hal ini tentu juga masih sesuai dengan tuntutan reformasi pendidikan yang menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology/ICT) di dunia pendidikan, telah mengakibatkan semakin meleburnya dimensi "ruang dan waktu" yang

selama ini menjadi faktor penentu kecepatan dan keberhasilan penguasaan manusia terhadap ilmu dan teknologi. Di Abad 21 ini kita ditantang untuk mampu menciptakan pendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya pemikir yang mampu ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia di Abad 21. Tentu saja dalam memandang ke depan dan merancang langkah kita tidak boleh berpaling dari kenyatan yang mengikat kita dengan realita kehidupan.

Berbagai upaya dalam rangka peningkatan mutu pendidikanpun senantiasa dilakukan, disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi, serta era yang terjadi. Dalam konteks pendidikan di Abad 21 ini ada pihak-pihak yang menyikapinya sebagai sebuah peluang, namun ada juga yang memandangnya sebagai tantangan atau hambatan, tergantung dari kemampuan serta cara pandang masing-masing. Banyak fenomena penting terkait dengan pendidikan di Abad 21, yang dapat kita saksikan. Beberapa di antaranya adalah: 1) Globalisasi dan Pendidikan Globalisasi berawal dari niat negara-negara industri maju untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi dengan muatan ilmu dan teknologi mutakhir, 2) Budaya dan Karakter Bangsa, 3) Budaya Internet dan Cyber Society.

Oleh karena itu, ada anggapan bahwa generasi abad 21 tidak boleh gagap dalam 3 hal, yaitu: gagap teknologi (gaptek), gagap internet (gapnet), dan gagap terhadap block (gap block). Konvergensi antara internet dengan komunikasi selular (mobile phone) yang disertai oleh semakin tinggi dan canggihnya kapasitas operasionalnya, kemudian didukung oleh berbagai inovasi perangkat keras yang semakin menubuh dengan diri kita, maka suka atau tidak, internet mulai menggantikan model komunikasi kehidupan sosial (ekonomi, politik, budaya), dan bahkan dapat mengubah sistem dan nilai budaya serta dimensi spiritual, berikut dengan implikasi baik buruknya (BSNP, 2010: 26-27)

Terkait dengan pendidikan telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 angka 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun