Mohon tunggu...
Ende Widiyana
Ende Widiyana Mohon Tunggu... Guru - Akademisi

Pengajar Propesional yang dapat mendorong pengetahuan yang kuat kepada siswa. dapat menggunakan teknologi untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pembelajaran yang kompleks. mudah beradaptasi dengan gaya belajar yang berbeda berdasarkan siswa yang saya ajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rekonstruksi Hubungan Komite Sekolah dan Sekolah sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan

12 Juli 2024   18:24 Diperbarui: 12 Juli 2024   18:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SINERGITAS KOMITE SEKOLAH DENGAN SEKOLAH

Secara etimologis (dan terminologis), "hubungan masyarakat" diterjemahkan dari bahasa Inggris "public relation", yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya. Istilah hubungan dengan masyarakat public relations dikemukakan pertama kali oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson pada tahun 1807. Menurut Kindred Leslie, dalam bukunya "School Public Relation" mengemukakan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat yang berusaha menanamkan kepada warga masyarakat tentang kebutuhan dari penyelenggaran pendidikan serta mendorong minat dan tanggung 

jawab masyarakat untuk memajukan sekolah". Sedangkan menurut Abdurrachman pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan khususnya masyarakat (Suryosubroto, 2004: 155).

Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikemukakan Kindred Leslie dan Abdurrachman di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat adalah berkomunikasi sampai menimbulkan relasi, yang dapat membina partisipasi masyarakat dan menerima gagasan dan ajakan serta berusaha mensukseskannya. Prinsip-prinsip dalam membina hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:

  • Kerjasama harus dimodali dengan itikad baik untuk menciptakan citra baik tentang pendidikan,
  • Pihak masyarakat berperan serta membantu dan merealisasikan program sekolah, hendaknya menghormati dan mentaati ketentuan/peraturan yang diberlakukan di sekolah, 3) Segala saran yang berkaitan dengan kepentingan sekolah harus disalurkan melalui lembaga resmi yang bertanggung jawab dalam melaksanakannya (Komite Sekolah),

4) Peran serta masyarakat bersifat konstruktif, diberi kesempatan mempelajari dan memahami permasalahan serta cara pemecahannya bagi kepentingan dan kemajuan sekolah.

Komite Sekolah bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan satun pendidikan maupun lembaga pemerintah lainya. Komite sekolah mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan sebagai peningkatan tanggungjawab dan peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan serta mampu menciptakan suasana yang kondusif di daerah. Untuk lebih memberikan pengaruh dan arah bagi perubahan sosial, maka 3 transformasi yang akan dikedepankan menurut Baidhawy (2005: 118) menjelaskan: 1) transformasi

diri, 2) transformasi sekolah, 3) transformasi lingkungan sosial.

Komite sekolah sebagai transformasi diri dengan sekolah, yaitu menyangkut sikap dan prilaku individu terhadap keseluruhan kelompok/ individu, etnik dan budaya yang berbasis pada stereotif, prasangka dan rasisme. Sekolah harus

siap dengan adanya kritikan, baik menyangkut pelaksana dibidang pendanaan, pelaksana di bidang kelembagaan, dan pelaksana di bidang kurikulum. Karena transformasi merupakan titik sentral dari inovasi pendidikan di sekolah yang menekankan prinsip-prinsip martabat kemanusiaan, keadilan, persamaan, kebebasan bertanggungjawab bagi pengembangan pendidikan di sekolah/madrasah.

Komite Sekolah sebagai Transformasi Sekolah yaitu dimana sekolah sebagai komunitas multikultural harus mampu mengelola keragaman sehingga sehingga sekolah yang bersangkutan hidup dalam keragaman itu sendiri. Multikulturalisme merupakan suatu sistem kepercayaan dan prilaku yang mengakui dan menghargai kehadiran kelompok-kelompok yang beragam dalam organisasi dan masyarakat, memahami dan menilai perbedaan sosio-kultural mereka dan mendorong agar tetap memberi kontribusi berkesinambungan dalam suatu kontek kebudayaan inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Usaha dalam melakukan perubahan transformasi sekolah melalui dua paradigma: pertama, paradigma toleransi yang ditandai dengan penambahan muatan pembelajaran yang tidak mengubah asumsi-asumsi dan konseptualisasi mendasar tentang pendidikan. Kedua, paradigma transformasi yang berupaya merestrukturisasi sekolah   melalui   proses   berkesinambungan yang melibatkan seluruh aspek pendidikan, dari kurikulum hingga kebudayaan sekolah. Tujuan dari transformasi sekolah adalah persamaan dan egalitarianisme.

Sedangkan komite sekolah bukan hanya sekedar kesadaran dan kepekaan terhadap kebudayaan-kebudayaan, dan ide-ide orang lain dalam memulai proses perubahan di sekolah, akan tetapi lebih menekankan pada pola sikap, nilai, kebiasaan dan keterampilan yang akan dikembangkan di masyarakat, mampu membuat keputusan, keterampilan tindakan sosial, kapabilitas kepemimpinan, dan komitmen moral pada martabat dan persamaan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun