Mohon tunggu...
Endah Wahyuningtyas
Endah Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Guru - guru swasta

guru swasta yang suka belajar, suka mambaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dan Pengambil Keputusan, Dua Sisi Mata Uang Tak Terpisahkan

26 Oktober 2024   16:10 Diperbarui: 26 Oktober 2024   16:59 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah keputusan yang sudah diambil tetap memunculkan keraguan bagi pengambil keputusan. Mungkin akan muncul pertanyaan 'apakah keputusanku sudah benar?', 'apakah orang-orang akan menerima keputusan yang sudah kuambil?' dan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya. Sepertinya akan sangat membantu apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul, walaupun setelah dilakukan uji pengambilan keputusan, dilakukan coaching untuk membantu mengatasi masalah keraguan tersebut. Coaching  akan memantik ide atau gagasan dari dalam coachee  (dalam hal ini) tentang keputusan yang diambil, sehingga pengambil keputusan akan merasa percaya diri dan yakin bahwa keputusan yang diambilnya sudah betul.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Aspek sosial dan emosional yang terasah karena digunakan terus menerus akan sangat mempengaruhi keputusan yang diambil seorang guru. Karena keterampilan mengolah aspek sosial emosional akan membuat guru jadi lebih berempati terhadap masalah murid atau masalah yang ada di sekolah, sehingga masalah sosial emosional akan menjadi hal pertama yang dijadikan acuan untuk mengambil sebuah keputusan sehari-hari.

Sehingga dengan demikian seorang guru wajib mempraktikkan pembelajaran yang memperhatikan aspek sosial emosional di dalam kelas, sehingga aspek tersebut bukan menjadi hal yang asing bagi guru dal kehidupan sehari-harinya dan juga dalam mengambil keputusan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Kasus dilema etika atau adanya nilai-nilai kebajikan yang saling berbenturan dalam masalah tersebut sering kali membuat sedikit bingung dan ragu untuk pengambil keputusan, karena harus mempertimbangkan nilai kebajikan mana yang seharusnya dipilih untuk mengambil keputusan. Fokus pengambilan keputusan ini sangat dipengaruhi oleh nilai kebajikan yang sudah melekat pada diri pengambil keputusan, karena nilai kebajikan tersebut yang nantinya akan 'mewarnai' keputusan yang diambil, karena biasanya pengambil keputusan akan berfokus pada satu dari nilai kebajikan yang saling berbenturan, sehingga nantinya keputusan yang diambil akan berlandaskan dengan nilai kebajikan itu, beserta dengan semua konsekuensinya.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat sangat dipengaruhi oleh nilai kebajikan yang saling berbenturan dan nilai kebajikan yang mendasari keputusan tersebut. Sehingga sangat lah penting bagi pengambil keputusan untuk menanamkan nilai kebajikan sejak dulu dan juga menerapkannya nilai kebajikan tersebut dalam kehidupan dan aktivitas sehari-hari dengan tujuan nantinya pengambil keputusan (dalam hal ini adalah guru) bisa menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dengan nilai-nilai kebajikan yang ada dan sudah diresapinya sejak dulu. Dan apabila keputusan diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang ada di msayarakat, insya Allah, keputusan tersebut bisa diterima oleh semua pihak dan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun