"Ibu merindukannya. Sangat merindukannya. Tapi, jika ibu memaksa datang hanya akan membuatnya semakin mengurung diri." Tolak Ibu.
"Jika, Ibu merindukannya datanglah. Atau ayah melakukan kesalahan hingga ibu pergi?" Tanya Dio.
"Tidak. Asal kamu tahu, ayahmu adalah pria baik. Teramat baik untuk ibu. Dia tidak pernah mengasariku. Selalu kelembutan yang datang darinya. Dia adalah pria yang bertanggungjawab." Puji Ibu.
"Lalu, kenapa Ibu tidak mau datang. Temuilah barang sebentar. Ayah pun pasti merindukan Ibu." Bujuk Dio.
"Akan ada saatnya. Jika, nanti ibu datang, persiapkan dirimu."
"Tentu, aku akan senang ibu datang." Dio sumringah.
"Aku akan datang, tapi tidak saat ini. Sekarang pulanglah dan temani ayahmu sampai ibu datang."
***
Itu adalah pertemuan terakhir Dio dengan Ibunya. Setelah itu tidak ada lagi kabar beritanya. Dan, saat ini genap setahun sejak pertemuan itu.
Dilihatnya ayahnya yang masih saja melakukan rutinitas yang baginya monoton dan membosankan.
Tidur, bangun, makan, kembali kekamarnya. Didalam kamar beliau akan duduk tenang diatas sajadahnya. Merapal doa atau membaca ayat suci. Setelah itu, beliau akan kembali tidur sambil memeluk foto isterinya. Ibu Dio.