Mohon tunggu...
Endah Suyarini
Endah Suyarini Mohon Tunggu... Lainnya - Saya bekerja dari subuh hingga malam hari. Jabatan saya sebagai seorang istri dan ibu. Disebuah perusahaan rumah tangga.

Saya suka menulis dan membaca, terutama tentang gosip viral. Selain itu juga mengisi waktu dengan bermain brick blok dan merecoki anak yang sedang main. Paling suka lagi adalah rebahan. Sekedar menikmati kipas angin didaerah panas ini, sambil mendengarkan cerita horor lewat aplikasi merah, atau membaca novel-novel fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulang

26 Maret 2024   20:30 Diperbarui: 26 Maret 2024   20:38 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu merindukannya. Sangat merindukannya. Tapi, jika ibu memaksa datang hanya akan membuatnya semakin mengurung diri." Tolak Ibu.

"Jika, Ibu merindukannya datanglah. Atau ayah melakukan kesalahan hingga ibu pergi?" Tanya Dio.

"Tidak. Asal kamu tahu, ayahmu adalah pria baik. Teramat baik untuk ibu. Dia tidak pernah mengasariku. Selalu kelembutan yang datang darinya. Dia adalah pria yang bertanggungjawab." Puji Ibu.

"Lalu, kenapa Ibu tidak mau datang. Temuilah barang sebentar. Ayah pun pasti merindukan Ibu." Bujuk Dio.

"Akan ada saatnya. Jika, nanti ibu datang, persiapkan dirimu."

"Tentu, aku akan senang ibu datang." Dio sumringah.

"Aku akan datang, tapi tidak saat ini. Sekarang pulanglah dan temani ayahmu sampai ibu datang."

***

Itu adalah pertemuan terakhir Dio dengan Ibunya. Setelah itu tidak ada lagi kabar beritanya. Dan, saat ini genap setahun sejak pertemuan itu.

Dilihatnya ayahnya yang masih saja melakukan rutinitas yang baginya monoton dan membosankan.

Tidur, bangun, makan, kembali kekamarnya. Didalam kamar beliau akan duduk tenang diatas sajadahnya. Merapal doa atau membaca ayat suci. Setelah itu, beliau akan kembali tidur sambil memeluk foto isterinya. Ibu Dio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun