Beliau memeluku erat. "Ibu merepotkan, Mbak Arum." Isaknya.
"Tidak, Bu. Aku justru minta maaf baru mampu membelikan Ibu baju diloakan abah Abong." Ucapku.
"Ini lebih dari cukup." Ibu lalu menjerang baju yang baru aku belikan itu.
"Seperti yang ibu bayangkan. Gamis putih dengan motif bunga." Senyum beliau merekah.
"Ini. Untuk beli beras dan lauk tempe." Aku menyerahkan lembaran lima puluh ribu sebanyak dua lembar.
Ibu menatapku tajam. Tidak banyak kata yang terucap selain pelukan. Dan ,ucapan syukur. "Alhamdulillah."
"Suatu hari nanti, aku belikan ibu baju ditoko." Janjiku.
Ibu mengangguk. "Suatu hari nanti, toko baju itu milikmu." Ucap Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H