Mohon tunggu...
Endah Suyarini
Endah Suyarini Mohon Tunggu... Lainnya - Saya bekerja dari subuh hingga malam hari. Jabatan saya sebagai seorang istri dan ibu. Disebuah perusahaan rumah tangga.

Saya suka menulis dan membaca, terutama tentang gosip viral. Selain itu juga mengisi waktu dengan bermain brick blok dan merecoki anak yang sedang main. Paling suka lagi adalah rebahan. Sekedar menikmati kipas angin didaerah panas ini, sambil mendengarkan cerita horor lewat aplikasi merah, atau membaca novel-novel fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bisikan Lelembut, Rumpi Ibu-Ibu dan Bakul Sayur

21 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:14 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau lagi kemarau, ya, tinggal bilang harga mahal karena kesulitan air dan tanah kekeringan. Panen gagal!"

"Kalau lagi hujan, ya, tinggal bilang harga mahal karena kebanyakan air dan tanah terendam banjir. Panen gagal maning!"

"Paham tidak ibu-ibu tercantik se-gang ngalor-ngidul?" Bakul sayur menyudahi ucapannya.

"Tidak paham, ah, Bang. Mumet saya. Ngomongin harga kok, sampai bawa-bawa cuaca. Mumet saya!" Ibu daster kuning memijat pelipisnya.

"Ya, harusnya kalau ngomongin harga, bawa-bawanya uang. Itu lebih tepat, Bu." Bakul sayur menyahuti.

"Ini saya bawa-bawa uang, Bang. Uang si jago saya paksa keluarkan, lho ini. Lah, kok, harganya malah naek semua. Menjerit ini celengan jago saya!"

"Hidih, kata siapa naik Bu? Ini bukan naik tapi ganti harga! Bahasa kerennya penyesuaian harga!" Timpal bakul sayur berperut buncit.

"Halah, wis, ini saya enaknya makan apa ini? Oseng tempe saja lah." Ibu daster kuning mengambil sebungkus tempe.

"Ya, mending makan tempe saja, Bu. Ditambah makan hati dan makan angin. Kenyang itu, Bu!" Seloroh bakul sayur sambil menerima pecahan uang sepuluh ribu.

"Iya, kenyang. Kenyang mbatin sampe masuk angin. Nanti kalau sakit dan berobat, puyeng lagi mikirin obat." Sahut ibu daster hijau.

"Lho, kalau sakit ditanggung kartu kesehatan yang penting bayar iuran. Kalo, laper tidak ada yang nanggung! Soalnya kan, tidak ikut urun pada pabrik pupuk!" Bakul sayur terkekeh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun