Bakul sayur tertawa sumringah. "Yakin mau beli sekilo, Bu?"
"Mumpung murah. Seribukan?" Si ibu meyakinkan.
"Iya, betul seribu. Tapi, satu bijinya." Bakul sayur tertawa terbahak-bahak.
"Halah, wis! Tidak jadi!" Si ibu cemberut dikerjai bakul sayur bertubuh gempal dan berperut buncit itu.
"Ya, yang lain tho, Bu. Ini ada ikan nila segar-segar habis nyemplung dikolam." Bakul sayur yang mirip dengan suami inul daratista itu, menunjukan ikan nila lima ekor yang terbungkus plastik.
"Kamu ini bakul sayur apa bakul ikan?"Â
"Apa saja saya jual, Bu. Yang penting jadi duit dan halal. Ingat halal!" Bakul sayur menegaskan pada kata halal.
"Lha, berapaan itu?" Tanya ibu daster kuning.
"Lima puluh ribu saja. Satu ekornya sepuluh ribu. Lengkap dengan kepala. Nanti, saya bersihkan jeroan dan sisiknya sebagai bonus." Promo bakul sayur.
"Ya, ampun lima puluh ribu? Mahal benar." Sungut si ibu.
"Ya, gimana tidak mahal, Bu? Ikannya kan pandai berenang. Les renang kan mahal."